Suara.com - Polisi masih belum bisa mengidentifikasi alamat rumah Agas (30), buruh kasar yang menjadi korban pembunuhan di Jalan Jembatan Dua, RW9, Angke, Tambora, Jakarta Barat.
Alasan polisi kesulitan menyelidiki tempat tinggal Agas di Jakarta, karena minimnya informasi dari keluarga korban yang diketahu beralamat di Serang, Banten.
"Belum tahu persis alamat dia (Agas) tinggal, karena dia putus kontak dengan keluarga. Informasi terakhir yang kami dapat, korban bekerja di Penjaringan," kata Kapolsek Tambora Komisaris Iver Mannosoh saat dikonfirmasi Suara.com, Selasa (7/8/2018).
Menurut Iver, faktor pekerjaan Agas yang tidak tetap membuat polisi kebingungan mencari rumah korban selama ia berada di Jakarta.
"Korban itu pekerjaannya buruh kasar, tapi kadang-kadang kerja di pabrik, pernah kerja juga di konveksi. Jadi pindah-pindahlah, serabutan kerjanya," katanya.
Perihal kasus pembunuhan ini, polisi terus mengumpulkan bukti agar bisa mengungkap motif dan orang yang menghabisi nyawa warga Serang, Banten itu. Dugaan sementara, jumlah pelaku yang membunuh korban berjumlah dua orang
"Sekarang semua informasi masih didalami. Ini paling masalah waktu saja. Kami kejar terus, yakin dengan banyak doa juga, pasti cepat terungkaplah," tandasnya.
Sebelumnya, Agas ditemukan sudah tewas bersimbah darah di Jalan Jembatan Dua, RW 9, Angke, Tambora, Jakarta Barat, Jumat (3/8/2018) malam.
Dugaan sementara, mayat laki-laki itu merupakan korban pembunuhan. Sebab, terdapat empat luka tusukan di tubuh pria tersebut saat pertama kali ditemukan warga.
Baca Juga: KPK Didesak Publikasikan Kasus P2KT yang Seret Nama Cak Imin
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu