Suara.com - Bahwa pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un menandatangani nota kesepakatan dengan President of The United States (POTUS) Donald Trump di negara tetangga Indonesia memang benar adanya. Bahwa pihak Korea Utara memulangkan peti jasad para tentara Amerika Serikat di Perang Korea, juga terus diusahakan. Namun, jangan sangka kejadian ini bakal manis melulu bila hanya satu pihak diuntungkan.
Korea Utara meradang gara-gara pihak Amerika Serikat terus mendesak dibuatnya sanksi internasional. Lewat kantor berita KCNA, pihak Kim Jong Un mengecam aksi negara adikuasa itu, dan menyatakan perlucutan senjata tak bisa dilakukan bila POTUS masih menerapkan cara lama: yaitu terus melancarkan dukungan sanksi internasional bagi Pyongyang.
"Mestinya, langkah-langkah yang diambil oleh Amerika Serikat didasarkan kepada kesepakatan antara POTUS dengan pemimpin Korea Utara di Singapura, tertanggal 12 Juni 2018," demikian disebutkan juru bicara kementerian luar negeri Korea Utara.
Sampai saat ini, Korea Utara menandaskan telah menghentikan total uji coba peluru kendali mereka, termasuk membongkar kawasan yang menjadi lokasi pengujian.
Akan tetapi, di saat yang sama, pihak Amerika Serikat yang diwakili Duta Besar Amerika Serikat untuk Perserikatan Bangsa - Bangsa (PBB) malahan memberikan pernyatan bahwa pihaknya tidak mau menunggu Korea Utara terlalu lama. Untuk itu, sanksi internasional mesti terus dijalankan sembari melihat hasil yang ditunjukkan secara nyata oleh Korea Utara.
Kondisi ini disebut kantor berita KCNA sebagai sebuah hasutan dunia internasional sekaligus tindakan menekan Korea Utara. Padahal, lokasi pengujian nuklir telah ditutup dan pemulangan peti jenazah para tentara Amerika Serikat dalam Perang Korea (1950-1953) juga terus dilangsungkan, begitu isi peringatan keras dari pihak Kim Jong Un.
Hingga saat ini, pihak Amerika Serikat masih bungkam atas keberatan yang dilancarkan Korea Utara. Antara
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Konflik Lahan di Lebak Memanas, DPR Panggil Perusahaan dan KLHK
-
Di Hadapan Buruh, Aher Usul Kontrak Kerja Cukup Setahun dan Outsourcing Dibatasi
-
Aher Terima Curhat Buruh: RUU Ketenagakerjaan Jadi Sorotan, PHK Sepihak Jadi Ancaman
-
Tips Akhir Tahun Ga Bikin Boncos: Maksimalkan Aplikasi ShopeePay 11.11 Serba Hemat
-
Deolipa Tegaskan Adam Damiri Tidak Perkaya Diri Sendiri dalam Kasus Korupsi Asabri
-
Tak Hadir Lagi di Sidang Sengketa Tambang Nikel Haltim, Dirut PT WKS Pura-pura Sakit?
-
Gubernur Pramono Lanjutkan Uji Coba RDF Rorotan Meski Diprotes: Tidak Kapasitas Maksimum
-
Hasto: PDIP Dorong Rote Ndao Jadi Pusat Riset Komoditas Rakyat, Kagum pada Tradisi Kuda Hus
-
Di Rote Ndao, Hasto PDIP Soroti Potensi Wilayah Terluar RI
-
Gelar Pahlawan untuk Soeharto, KontraS: Upaya Cuci Dosa Pemerintah