Suara.com - Kecelakaan pesawat Dimonim Air yang jatuh di Gunung Megu, Kabupaten Bintang, Papua, mengisahkan cerita tragis. Dari sembilang penumpang dan kru, satu orang penumpang selamat, Jumaidi (12).
Jumaidi selamat setelah berhasil lompat keluar pesawat saat sebelum pesawat jenis Pilatus PC-6 Porter ini menghantam hutan di Gunung Megu (Menuk), Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, pukul 14.17 WIT, Sabtu, 11 Agustus 2018.
Menurut salah satu perawat RSUD Oksibil bernama Andre, saat dijumpai wartawan di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Jayapura, Jumaidi dan ayahnya melompat keluar pesawat. “Dia (Jumaidi) bilang, saat radar pesawat bunyi, bapaknya menyuruhnya lompat. Saat lompat sama-sama, bapaknya terpental dan tak selamat,” jelasnya, Minggu, 12 Agustus 2018, seperti dilansir Kabarpapua.com, jaringan Suara.com di Papua.
Andre juga mengatakan, ketika itu Jumaidi sempat tak sadarkan diri dan begitu tersadar dia mendekat ke bangkai pesawat untuk mencari air minum karena kehausan. “Tapi akibat bingung dan kesakitan, Jumaidi akhirnya memutuskan untuk tinggal di dalam bangkai pesawat sambil menunggu pertolongan. Jumaidi tidur di dalam bangkai pesawat sampai dia ditemukan,” kata Andre menceritakan apa yang dikisahkan Jumaidi kepadanya.
Saat Jumaidi kembali ke dalam pesawat, kata Andre, Jumaidi mengaku melihat masih ada dua penumpang yang bertahan hidup, namun meninggal pagi tadi sebelum tim evakuasi datang. “Dia cerita tadi kalau masih ada dua penumpang yang hidup tapi meninggal tadi subuh,” ujarnya.
Menurut Dr. Hendry Budiyono yang menangani Jumaidi di Rumah Sakit Bhayangkara mengatakan, kondisi korban masih stabil meski mengalami guncangan dan trauma di bagian kepala akibat benturan.
“Tak ada pendarahan yang berarti yang mengancam jiwa namun pasien (Jumaidi) ada cidera kepala ringan. Saat setelah kejadian dia sempat kehilangan kesadaran kemudian ada patah tulang di lengan kanan. Kami akan foto tulang belakang karena saat pemeriksaan ada nyeri di tulang belakangnya,” jelas Henry.
Sekadar diketahui, pesawat Dimonim Air hilang kontak pukul 14.17 WIT, Sabtu, 11 Agustus 2018 saat terbang dalam perjalanan dari Bandara Tanah Merah, Boven Digoel ke Bandara Oksibil, Pegunungan Bintang. Pesawat ini membawa sembilan orang penumpang termasuk kru, harusnya tiba di Bandara Oksibil pada 14.30 WIT.
Pesawat sempat kontak terakhir di Tower Bandara Oksibil pukul 14.17 WIT di ketinggian 7000 kaki. Akhirnya pesawat ditemukan keesokannya, Minggu, 12 Agustus 2018 dengan kondisi hancur, satu penumpangnya bernama Jumaidi selamat, sisanya dikabarkan meninggal dunia. Selengkapnya di sini
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
-
Satu Calon Pelatih Timnas Indonesia Tak Hadiri Proses Wawancara PSSI, Siapa?
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
Terkini
-
Prabowo Pastikan Hunian Tetap Dibangun, Korban Bencana Sumatra Dapat Huntara Lebih Dulu
-
Tragis! Tergelincir di Tikungan, Pemotor Tewas Seketika Disambar Bus Mini Transjakarta
-
Wafat di Pesawat Usai Tolak Tambang Emas, Kematian Wabup Sangihe Helmud Hontong Kembali Bergema
-
PLN Pastikan Kesiapan SPKLU Lewat EVenture Menjelang Natal 2025 & Tahun Baru 2026
-
Soal Polemik Perpol Baru, Kapolri Dinilai Taat Konstitusi dan Perkuat Putusan MK
-
Kritik Penunjukan Eks Tim Mawar Untung sebagai Dirut Antam, KontraS: Negara Abai Rekam Jejak HAM!
-
Mendagri Tito Serahkan Bantuan untuk Warga Terdampak Bencana di Sumbar
-
Detik-Detik Pengendara Motor Tewas Tertabrak Bus Minitrans di Pakubuwono Jaksel
-
Jawab Kritik Rektor Paramadina, Wamendiktisaintek Tegaskan Fokus Pemerintah Bukan Kuota PTN
-
Korsleting Dominasi Kasus Kebakaran Jakarta, Pengamat: Listriknya 'Spanyol', Separuh Nyolong!