Suara.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai pemerintah tidak mampu dalam mengelola anggaran bantuan gempa Lombok di di Nusa Tenggara Barat (NTB). Penilaian ini usai dirinya mendapatkan sebuah surat dari Kemendagri yang meminta Pemda di seluruh Indonesia untuk menyediakan dana sisa lebih dari APBD untuk membantu bencana gempa di NTB.
Dalam surat itu, kata Fahri, Kemendagri menginstruksikan kepada pemda seluruh Indonesia untuk membantu keuangan Pemda NTB. Kemendagri juga meminta seluruh pemda mengambil dana sisa lebih dari APBD. Ia melihat instruksi Kemendagri tersebut belum tentu mendapat respon yang baik dari seluruh Pemda.
"Karena kondisi keuangan pemda juga tidak merata bahkan tidak mampu. Selama ini pusat sudah terlalu membebani daerah dengan alokasi-alokasi anggaran operasional," kata Fahri dalam twitter pribadinya @FahriHamzah, Selasa (21/8/2018).
Karena itu, Fahri menilai kalau pemerintah pusat tidak mampu mengelola dana untuk anggaran bantuan bagi korban gempa Lombok di NTB sehingga harus meminta bantuan pemda.
"Langkah Mendagri ini mengisyaratkan bahwa keuangan pusat sudah cukup tertekan. Sehingga lagi-lagi harus meminta ke daerah. Padahal anggaran daerah tidak leluasa karena alokasinya yang relatif kaku," kata dia.
Dirinya pun meminta kepada pemerintah pusat untuk lebih terbuka apabila mengalami kesulitan soal anggaran. Fahri menyarankan pemerintah untuk lepas tangan dan lebih memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menggalang dana.
"Kalau pemerintah pusat mau lempar handuk, lebih baik terbuka dan jujur. Biar kita sekalian galang sumber daya masyarakat saja. Negara Gak usah ikut. Kalau memang nggak sanggup. #BencanaNasionalForNTB," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Tiga Notaris Jadi Saksi Kunci, KPK 'Kuliti' Skema Mafia Tanah Tol Sumatera
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Identifikasi Korban Terus Berlanjut, 53 Jenazah Teridentifikasi!
-
Nobel Perdamaian 2025 Penuh Duri: Jejak Digital Pro-Israel Penerima Penghargaan Jadi Bumerang
-
Birokrasi Jadi Penghambat Ambisi Ekonomi Hijau Indonesia? MPR Usul Langkah Berani
-
Jejak Korupsi SPBU Ditelusuri, KPK dan BPK Periksa Eks Petinggi Pertamina
-
'Tsunami' Darat di Meksiko: 42 Tewas, Puluhan Hilang Ditelan Banjir Bandang Mengerikan
-
Prajurit TNI Gagalkan Aksi Begal dan Tabrak Lari di Tol Kebon Jeruk, 3 Motor Curian Diamankan
-
Di The Top Tourism Leaders Forum, Wamendagri Bima Bicara Pentingnya Diferensiasi Ekonomi Kreatif
-
KPK Bongkar Akal Bulus Korupsi Tol Trans Sumatera: Lahan 'Digoreng' Dulu, Negara Tekor Rp205 M
-
Buntut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Golkar Desak Pesantren Dapat Jatah 20 Persen APBN