Suara.com - Sekitar 15 orang dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menggelar aksi demonstrasi di depan pintu masuk kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta Pusat, Senin (27/8/2018). Aksi tersebut menuntut tindakan tegas hukum atas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia.
Dalam aksi tersebut Walhi menanti janji pemerintah serta menuntut ketegasan Kementrian LHK dalam penegakan dan keputusan hukum terkait karhutla.
"Jika kebakaran hutan terus terjadi di khawatirkan komitmen pemerintah tidak bisa melakukan janjinya," Kata Wahyu, salah satu anggota Walhi.
Menurut Walhi, karhutla yang diklaim menunjukan penurunan pada tahun 2016 dan 2017 tidak membawa titik terang di tahun 2018. Pasalnya, dari berbagai sumber mencatat dari tanggal 1 Januari hingga 25 Agustus 2018 terdapat 2.423 titik api di Kalimantan, dan 1.155 titik api di Sumatera.
Di antara ke-2 pulau tersebut terdapat 765 titik api yang berada di kawasan konsensi korporasi (konsesi kehutanan dan perkebunan).
Data di atas menunjukan bahwa belum ada perubahan secara signifikan. Hal ini yang menyebabkan kekhawatiran komunitasi Walhi atas kepastian janji pemerintah, serta ketegasan hukum yang jelas.
Selain itu, faktanya, gembar gembor upaya penurunan emisi, tetapi tetap terjadinya kebakaran hutan. Namun yang dipersalahkan justru kebudayaan yang telah dilakukan sejak dulu.
Salah satu budaya yang turut dipersalahkan dalam kasus karhutla salah satunya adalah budaya gawe yang merupakan adat setelah selesai panen bagi masyarakat setempat, malah di salahkan sebagai salah satu faktor memicu terjainya kebakaran.
"Pemerintah harus adil dan tidak membawa kasus ke level kasasi. Karena masyarakat punya hak untuk hidup," kata Manager Kampanye Keadilan Iklim, Tutur Yuyun Harmono.
Baca Juga: Nikita Mirzani Sarankan Atlet Asian Games Jangan Jadi Artis
Selain menuntut ketegasan hukum, Walhi juga mendesak agar presiden segera mengeluarkan kebijakan moratorium sawit dan kebun kayu. (Martalena Panjaitan)
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Hitung Mundur Dimulai? Analis Sebut Kapolri Diganti Usai Hari TNI, Ini Sinyalnya
-
DPRD 'Geruduk' Parkir Ilegal di Jaktim, Dua Lokasi Disegel Paksa, Potensi Pajak Miliaran Bocor
-
'Keterangan Anda Berubah!' Detik-detik Saksi PT Poison Ditegur Hakim di Sidang Sengketa Tambang
-
Saatnya 'Perbarui' Aturan Main, DPR Genjot Revisi Tiga UU Kunci Politik
-
Noel Dikabarkan Mau Jadi Justice Collaborator, KPK: Belum Kami Terima
-
Jejak Korupsi Noel Melebar, KPK Bidik Jaringan Perusahaan PJK3 yang Terlibat Kasus K3
-
Anggotanya Disebut Brutal Hingga Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Tangani Demo, Apa Kata Kapolri?
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor