Suara.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengusulkan kenaikan anggaran menjadi Rp 11 miliar untuk sosialisasi Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019. Permohonan kenaikan anggaran itu dilakukan lantaran indeks demokrasi di Jakarta mengalami penurunan.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) DKI Jakarta Taufan Bakri mengatakan, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) indeks demokrasi Jakarta mengalami penurunan pada 2016. Sehingga, anggaran untuk sosialisasi perlu ditambah agar indeks demokrasi tak terus turun.
"Ya karena indeks demokrasi di Jakarta turun pada 2016. Menurut data BPS 2014, indeks demokrasi Jakarta Jakarta tertinggi pertama di Indonesia, tapi 2016 turun," kata Taufan dalam rapat pembahasan Kebijakan Umum Perubahan Anggaran (KUPA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) 2018 di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Jumat (7/9/2018).
Namun, Taufan tak merinci secara detail berapa penurunan indeks demokrasi itu. Lebih lanjut, Taufan menjelaskan sosialisasi itu akan dilakukan terhadap 18 ribu orang yang terbagi dalam 180 angkatan.
Total anggaran sebesar Rp 11 miliar itu akan digunakan untuk penyewaan hotel, pembayaran narasumber dan transportasi. Setiap angkatan akan memakan anggaran sekitar Rp60 juta.
Tujuan dari sosialisasi adalah agar masyarakat mendapatkan pemahaman yang utuh mengenai Pilpres 2019 sebagaimana tertuang dalam UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu. Proses sosialisasi akan dilakukan hingga akhir Desember 2018.
"Mengapa 18 ribu orang targetnya karena dengan ukuran agar bisa terjangkau. Kita bekerja 3 bulanan maka kami berfikir cukup. Masyarakat butuh pemahaman yang utuh," ungkap Taufan.
Berita Terkait
-
Maju di Pilpres 2019, Jokowi Minta Doa Restu ke Istri Gus Dur
-
Nasdem Tolak Anggaran Sosialisasi Pemilu Rp 11 Miliar di Jakarta
-
Komnas HAM Ingatkan Kementrian dan Lembaga Patuhi Hak Asasi
-
Jokowi Bagikan Sertifikat Tanah, Fadli Zon: Nggak Skalian e-KTP?
-
Cerita Heboh Ahok: Dari Perceraian hingga Rencana Nikahi Polwan
Terpopuler
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
Pilihan
-
Jurus Menkeu 'Koboi' Bikin Pasar Cemas Sekaligus Sumringah
-
IHSG Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Saham-saham Rokok Jadi Pendorong
-
Aib dan Borok Asuransi BUMN Dibongkar OJK di Depan DPR, Taspen dan Asabri Disebut Paling Buruk!
-
Harga Emas Antam Meroket, BSI Tawarkan BSI Gold di Harga Rp2.154.600/Gram
-
Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
Terkini
-
Belum Tetapkan Tersangka Korupsi Kuota Haji, KPK Bantah Ada Intervensi dari Penegak Hukum Lain
-
Komplotan Pembunuh Kacab Bank BUMN Incar Rekening Dormant Rp70 M: Polisi Buru Sosok S, Apa Perannya?
-
Ridwan Kamil Tolak Pintu Damai! Akui Rumah Tangga Rusak Gara-gara Lisa Mariana
-
Benarkah IPK Gibran Cuma 2,3? Begini Perhitungannya Berdasarkan Sistem Pendidikan Internasional
-
NasDem Bela Ahmad Sahroni yang Muncul Daring di Munas IMI: Dia Hadir Sebagai Sekjen, Bukan Partai
-
Sebut Sulap Status Pendidikan Gibran Bisa Kena Pidana, Roy Suryo: Istilah Saya Srimulat, Dagelan!
-
LHKPN Minus Rp 2 Juta: KPK Periksa Harta Anggota DPRD Gorontalo Usai Viral 'Rampok Uang Negara'
-
Buka Opsi Akui Israel dengan Syarat, Pidato Prabowo Subianto di PBB Picu Emosi Rakyat
-
Ganti Haluan Ekonomi, Presiden Prabowo Disebut Pilih 'Guns and Butter' untuk Indonesia
-
Resmikan Kampus di Jakut, Pramono Anung Ultimatum Anak Buah Tak Persulit Perizinan