Suara.com - Tragedi gempa Lombok masih membekas di para korban. Tapi korban gempa Lombok kini dihantui penaikkan harga bahan pokok, sandang, maupun papan.
Kepala Badan Pusat Statistik Kota Mataram Isya Anshori mengingatkan pemerintah daerah agar mewaspadai kenaikan harga pascagempa bumi karena daya beli masyarakat kini mulai meningkat.
"Meskipun di bulan Agustus kita mengalami deflasi 0,07, namun pascagempa bumi masyarakat sudah mulai memenuhi kebutuhannya bahkan mulai meningkat, sehingga harga perlu dijaga agar tetap stabil," katanya kepada sejumlah wartawan di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Kamis (13/9/2018).
Menurutnya, deflasi sebesar 0,07 tersebut sebagian besar disumbang oleh barang-barang produksi sendiri, seperti bawang merah, bawang putih, cabai, sayur-sayuran, dan daging ayam yang sebelumnya harganya tinggi kini sudah berada pada titik normal.
Begitu juga dengan harga cabai yang sebelumnya mencapai lebih di atas Rp50 ribu per kilogram. Sekarang hanya berkisar Rp10 ribu hingga Rp12 ribu per kilogram.
"Jenis makanan yang kita produksi sendiri itulah yang membuat harga relatif stabil sehingga terjadi deflasi di bulan Agustus," katanya.
Padahal, sambungnya, deflasi biasanya terjadi ketika daerah mulai panen raya karena stok mulai banyak, tetapi kondisi ini sedikit berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya.
"Untuk beras memang ada kenaikan sedikit, dan hal itu perlu terus diwaspadai agar bulan depan tidak menjadi penyumbang inflasi. Karena itulah, kami mengajak pemerintah daerah untuk segera melakukan antisipasi dan normalisasi harga," katanya lagi.
Namun demikian, lanjutnya, walaupun Mataram mengalami deflasi di bulan Agustus tetapi untuk jenis barang yang bukan produksi dalam daerah seperti salah satunya besi baja itu mengalami peningkatan.
Baca Juga: 6 Penyakit Ini Mengintai Pengungsi Gempa Lombok
Hal tersebut dipicu karena permintaan tinggi di samping itu karena faktor harga dolar yang juga mengalami kenaikan sebab harga besi baja menyesuaikan dengan nilai tukar rupiah dengan dolar.
"Andil besi baja dalam hal inflasi mencapai 0,04 poin, padahal biasanya besi ini tidak pernah muncul menjadi andil inflasi," katanya.
Munculnya besi baja sebagai andil penyumbang inflasi diakuinya tidak pernah terjadi, sehingga ketika di bulan Agustus muncul dirinya merasa kaget dan kondisi ini terjadi secara nasional karena mengkuti harga dolar. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
Kronologi Penumpang Wings Air Tuding Pramugari Kuras Emas dan Dollar di Pesawat
-
Detik-detik Penumpang 'Ngamuk', Tuding Pramugari Curi Emas & Dollar di Pesawat Wings Air
-
Ada Sinyal Rahasia? Gerak-Gerik Dua Pria di Belakang Charlie Kirk Disebut Mencurigakan
-
Prabowo Setuju Bentuk Komisi Reformasi Polisi dan Tim Investigasi Independen Demo Ricuh
-
Usai Diperiksa KPK, Deputi Gubernur BI Jelaskan Aturan Dana CSR
-
Emas & Ribuan Dollar Lenyap di Pesawat Wings Air Viral, Pramugari Dituduh Jadi Pelaku
-
CEK FAKTA: Isu DPR Sahkan UU Perampasan Aset Usai Demo Agustus 2025
-
7 Cara Melindungi Kulit dan Rambut dari Polusi Udara, Wajib Rutin Keramas?
-
Rehat dari Sorotan, Raffi Ahmad Setia Dampingi Ibunda Amy Qanita Berobat di Singapura
-
Gerakan Muda Lawan Kriminalisasi Tuntut Prabowo Bebaskan Aktivis dan Hentikan Kekerasan Negara