Suara.com - Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat, Rachland Nashidik memajang sebuah foto di akun Twitternya, @RachlanNashidik yang berisi Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko berfoto dengan Co-Founder Asia Sentinel, Lin Neumann. Asian Sentinel merupakan media berbasis di Hong Kong yang mengeluarkan laporan skandal cuci uang Rp 177 triliun Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY selama 10 tahun menjadi presiden.
Dalam kicauannya, Rachland Nashidik mengatakan Lin Neumann dalam foto itu berkacamata dan baris ketiga di belakang Moeldoko.
"Lin Neumann -- berkacamata, ketiga di belakang -- adalah Co-Founder Asia Sentinel, Blog berbasis di Hongkong yang menyebar kabar bohong tentang SBY dan Partai Demokrat. Di foto ini Tuan Neumann berfoto dengan @GeneralMoeldoko," kicau Rachland Nashidik, Selasa (18/9/2018).
"Apakah Istana terlibat dalam fitnah pada SBY?" lanjut Rachland Nashidik.
Partai Demokrat melaporkan salah satu media asing, yakni Asia Sentinel atas pemberitaan yang menyebut Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY melakukan pencucian uang sekitar 177 triliun Rupiah selama 10 tahun berkuasa, ke Dewan Pers.
Demokrat artikel yang ditulis oleh John Berthelsen tidak benar. Menurutnya, media asing bukan menjadi jaminan dalam melakukan pemberitaan yang kredibel.
Untuk diketahui, sebuah media daring internasional, Asia Sentinel, mengunggah artikel berjudul ”Indonesia’s SBY Government: Vast Criminal Conspiracy” (Pemerintahan SBY: Konspirasi Kriminal Terbesar), Senin (11/9/2018).
Dalam artikel yang ditulis pendiri Asia Sentinel John Berthelsen tersebut, termuat cuplikan hasil investigasi kasus di balik Bank Century hingga menjadi Bank Mutiara, yang akhirnya jatuh ke tangan J Trust.
Nama SBY pun tercantum dalam artikel itu sebagai salah satu dari 30 pejabat negara yang diduga terlibat konspirasi pencurian uang negara hingga 12 miliar Amerika Serikat atau setara Rp 177 triliun dan melakukan praktik pencucian uang di sejumlah bank internasional.
Baca Juga: Pemberitaan Asia Sentinel, Demokrat Ajak Dewan Pers ke Hong Kong
Catatan Redaksi: Asia Sentinel telah menghapus artikel yang dimaksud dalam pemberitaan ini pada hari Rabu, 19 September 2018. Mereka juga menerbitkan artikel permintaan maaf kepada SBY dan Partai Demokrat.
Setelah Asia Sentinel menghapus artikel tersebut, sesuai etika jurnalistik, Suara.com sebagai pihak penyadur turut menghapus isi pemberitaan tersebut.
Informasi ini ditambahkan pada hari Rabu, 3 Oktober 2018.
Berita Terkait
-
Moeldoko Ikut Resmikan Pencatatan Saham Arkadia Digital Media
-
SBY Sebut Programnya Diganti Nama, Dikemas Ulang, dan Dihilangkan
-
Presiden 10 Tahun, SBY: 8,6 Juta Orang Keluar dari Kemiskinan
-
Pemberitaan Asia Sentinel, Demokrat Ajak Dewan Pers ke Hong Kong
-
Demokrat: Jokowi - Prabowo yang Bertarung, SBY yang Digebuk
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
Terkini
-
Sopir Angkot Cegat Mikrotrans JAK41 di Velodrome, Dishub DKI Janji Evaluasi Rute
-
Ratusan Warga Prasejahtera di Banten Sambut Bahagia Sambungan Listrik Gratis dari PLN
-
Hasto PDIP: Ibu Megawati Lebih Pilih Bendungan dan Pupuk Daripada Kereta Cepat Whoosh
-
Putri Zulkifli Hasan Sambut Putusan MK: Saatnya Suara Perempuan Lebih Kuat di Pimpinan DPR
-
Projo Tetapkan 5 Resolusi, Siap Kawal Prabowo hingga 2029 dan Dukung Indonesia Emas 2045
-
Budi Arie Bawa Gerbong Projo ke Gerindra? Sinyal Kuat Usai Lepas Logo Jokowi
-
Cinta Terlarang Berujung Maut, Polisi Tega Habisi Nyawa Dosen di Bungo
-
Dua Tahun Lalu Sakit Berat, Kini Adies Kadir Didoakan Kembali di Majelis Habib Usman Bin Yahya
-
Makna Arahan Mendagri Tito Karnavian Soal Dukungan Pemda Terhadap PSN
-
Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII Wafat, Akhir Perjalanan Sang Pemersatu Takhta Mataram