Suara.com - Terlantarnya 12 orang Anak Buah Kapal (ABK) asal Indonesia di Dakar, Senegal menjadi fokus perhatian bagi Aryanti, seorang pemerhati ABK yang memiliki restoran di Spanyol. Menurut dia, agen atau penyalur tenaga kerja adalah penyebab para ABK terlantar.
Aryanti mengatakan, pemerintah harus lebih selektif dalam memberikan izin bagi agen atau penyalur tenaga kerja asal Indonesia ke luar negeri. Pada Minggu (23/9/2018), Aryanti yang berada di Spanyol menerima kabar jika 12 ABK asal Indonesia yang hampir sebulan lebih terlantar dan mengalami kekerasan seksual di Dakar, Senegal.
"Minggu jam 5 sore waktu Spanyol, dapat laporan dari mereka. Sampai jam 5 pagi saya buat laporan. Alhamdullilah respon ada. Tapi celakanya, PT yang memberangkatkan mereka seperti lepas tanggung jawab," kata Aryanti kepada Suara.com, Rabu (26/9/2018).
"Sebetulnya permasalahanya itu di agen. Dan agen itu dalam pengawasan pemerintah. Mungkin semuanya masyarakat Indonesia tahu apa jawabnya," tambahnya.
Aryanti menegaskan kepada para penyalur tenaga kerja atau agen untuk menjamin keselamatan para ABK yang yang bekerja di luar negeri. Bagi Aryanti, semua ABK harus diperlakukan sebagaimana mestinya sebagai seorang manusia.
"Untuk agen atau PT, Khususnya perikanan, jangan anggap remeh mereka (ABK). Mereka manusia, harus dimanusiakan! Dengan catatan, tidak semua agen penyalur seperti itu," tegas Aryanti.
Terkini, dua Anak Buah Kapal (ABK) yang terlantar di Dakar, Senegal sudah dipulangkan ke tanah air pada Selasa (26/9/2018) pukul 08.00 waktu Senegal. Dua ABK tersebut adalah Yan Cahaya dan Toni Gunawan.
Diketahui, ABK atas nama Toni Gunawan mengalami gangguan kejiwaaan akibat terlantar dan mengalami kekerasan seksual. Hingga kekinian, tersisa 10 orang ABK yang masih berada di Dakar, Senegal.
"10 ABK masih berada di lapangan basket sebuah asrama di Senegal," tandas Aryanti.
Baca Juga: Ke Jakarta, Anggota DPRD NTT dari Demokrat Pesta Sabu
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
KPK Beberkan Peran Rudy Tanoesoedibjo di Dugaan Korupsi Bansos, Kuasa Hukum Justru Bersikap Begini!
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru
-
Polisi Ringkus 53 Tersangka Rusuh Demo Sulsel, Termasuk 11 Anak di Bawah Umur
-
DPR Acungi Jempol, Sebut KPU Bijak Usai Batalkan Aturan Kontroversial
-
Manuver Comeback dari Daerah: PPP Solok 'Sodorkan' Epyardi Asda untuk Kursi Ketua Umum
-
Mengapa Penculik Kacab Bank BUMN Tak Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana? Ini Logika Hukum Polisi
-
PT Gag Nikel di Raja Ampat Kembali Beroperasi, Komisi XII DPR: Tutup Sebelum Cemari Geopark Dunia!