Suara.com - Kabar heroik datang dari salah satu petugas di pengawas penerbangan Bandara Mutiara Sis Al-Jufrie, mendiang Anthonius Gunawan Agung. Ia diketahui meninggal dunia saat gempa mengguncang Kota Palu, Sulawesi Tengah pada Jumat (29/9/2018).
Saat itu, pria yang akrab disapa Agung itu sedang bertugas di Tower ATC AirNav Indonesia Cabang Palu, Bandara Mutiara Sis Al-Jufrie. Sebelum gempa terjadi, dirinya tengah melayani pesawat Batik Air ID 6231 yang terjadwal berangkat dari Palu menuju Makassar.
"Beliau (Agung) sedang melayani pesawat Batik Air ID 6231 yang akan terbang dari Palu menuju Makassar. Beliau telah memberikan clearance kepada Batik saat gempa terjadi," kata Manager Humas AirNav Indonesia, Yohanes Sirait kepada Suara.com, Sabtu (29/9/2018).
Saat gempa mulai terjadi, beberapa personel AirNav lainnya langsung bergegas turun untuk menyelamatkan diri, namun tidak dengan Agung. Demi tugas dan tanggung jawab, Agung tetap menunggu pesawat Batik Air hingga lepas landas.
Usai pesawat Batik Air berhasil lepas landas, kondisi gempa ternyata semakin kencang. Hal tersebut yang menyebabkan Agung bergegas menyelamatkan diri dengan cara melompat dari cabin tower di lantai 4. Akibatnya, Agung mengalami patah kaki.
“Setelah pesawat airborne (lepas landas), kondisi gempa sudah semakin kuat. Beliau (Agung) akhirnya memutuskan melompat dari cabin tower (lantai 4). Akibatnya beliau mengalami patah kaki,” tutur Yohanes.
Karena kejadian tersebut, pria kelahiran Abepura, 24 Oktober 1996 itu langsung dilarikan ke salah satu rumah sakit terdekat. Namun ternyata, Agung masih harus dirujuk ke rumah sakit lain untuk penanganan lebih karena mengalami luka serius.
Perusahaan tempat Agung bekerja, AirNav kemudian berusaha menyediakan helikopter dari Balikpapan. Namun hal itu sempat tertunda dikarenakan bandara masih ditutup.
Kemudian Agung dibawa ke bandara agar bisa langsung diberikan pertolongan lebih lanjut. Sayang, Agung menghembuskan nafas terakhirnya sebelum helikopter itu tiba.
Baca Juga: Gempa Palu, Pemain Persija Ini Kehilangan Satu Anggota Keluarga
“Namun sebelum helikopter tiba, almarhum Agung menghembuskan nafas terakhirnya. Almarhum akan diterbangkan menuju Makassar untuk selanjutnya dimakamkan di Makassar sesuai dengan permintaan pihak keluarga," imbuh dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu