Suara.com - Sebanyak 1.203 orang meninggal dunia di Donggala maupun Kota Palu, Sulawesi Tengah, ketika gempa dan disusul gelombang tsunami menerpa daerah tersebut, Jumat (28/9) pekan lalu.
"Korban meninggal 1.203 yang tersebar di beberapa titik, jumlah korban terbesar terdapat di Kelurahan Petobo yang rata oleh terjangan tsunami," kata Vice President ACT Insan Nurrohman yang dihubungi Antara di Jakarta, Senin (1/10/2018).
Berdasarkan pencatatan ACT, 700 orang tewas di Kelurahan Petobo; RS Wirabuana 10 orang; RS Undata 201 orang; Masjid Raya 50 orang; RS Bhayangkara 161 orang; Kecamatan Tawaeli 35 orang; Kelurahan Kayumalue Pajeko 2 orang; Kelurahan Kawatuna 5 orang; Pos Pol PP 7 orang; dan, RS Madani 32 orang.
Sementara jumlah orang hilang sebanyak 46 orang, termasuk 61 warga negara asing.
ACT juga mencatat, korban luka berat sebanyak 540 orang yang tersebar di beberapa titik, yaitu RS Woodward Palu sebanyak 28 orang, RS Budi Agung Palu 114 orang, RS Samaritan Palu 54 orang, RS Undata Mamboro Palu 160 orang, dan RS Wirabuana 184 orang.
Jumlah pengungsi di Kota Palu hingga Minggu (30/9) pukul 20.00 WIB diperkirakan sebanyak 16.732 jiwa yang tersebar di 123 titik pengungsian dengan wilayah terdampak Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Parigi Moutong.
"Komunikasi lumpuh akibat listrik padam menyebabkan pendataan dan pelaporan dampak gempa dan tsunami di Kota Palu dan Donggala tidak dapat dilakukan dengan cepat," kata Insan.
Tiga Kali Tsunami
Donggala ternyata bukan hanya kali ini diterpa gempa 7,4 skala richter dan tsunami setinggi 1,5 meter sampai 2 meter.
Baca Juga: Dipanggil Perkuat Timnas Senior, Ini Komentar Febri Hariyadi
Dalam buku Masyhuddin Masyhuda berjudul ”Sejarah Perlawanan Terhadap Kolonialisme dan Imperialisme di Daerah Sulawesi Tengah”, daerah itu sebelumnya sempat diguncang gempa dan diterjang tsunami tahun 1938 dan 1968.
“Pada 1938 terjadi gempa yang hebat menyebabkan air laut naik menyapu rumah-rumah dan pohon kelapa rakyat di sepanjang pantai Kampung Mamboro, di tepi pantai Barat Kabupaten Donggala,” tulis Masyhuddin.
Sementara dalam Newsletter Volume I No. 3, 5 September 1968 yang diterbitkan International Tsunami Information Center di Hawaii, terdapat dua gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah pada 1968.
Gempa 7,3 SR terjadi di Donggala tanggal 10 Agustus 1968. Pusat gempa berada di laut. Setelahnya, gelombang tsunami menerjang kawasan pantai Donggala. Korban jiwa ketika itu mencapai 200 orang dan rumah-rumah ikut hancur di desa pesisir Tambu.
Tak hanya itu, gelombang air laut setinggi 8 meter sampai 10 meter juga menghantam Pulau Tuguan di lepas pantai Sulawesi Utara. Pulau itu berpenduduk ratusan orang. Pantai Donggal serta Teluk Mapaga juga terhantam.
Akibatnya, sedikitnya 800 rumah warga hancur dan 200 orang tewas. Kampung bernama Mapaga di pantai barat Kabupaten Donggala bahkan lenyap, tertelan gelombang ke dalam lautan.
Berita Terkait
-
Kehabisan BBM, Truk Bantuan Gempa Palu Tertahan di Parigi Moutong
-
Polisi Tak Menangkap Pelaku Penjarahan Toko di Kota Palu
-
Mengharukan, Bahagianya Enda saat Lihat Wajah Pasha Ungu Lagi
-
Sore Ini, Pemprov Kaltim Kirim Logistik 1 Kapal ke Korban Gempa
-
Detik-detik Ribuan Narapidana Kabur karena Panik Diguncang Gempa
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf