Suara.com - Kantor Wilayah Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menggandeng Badan Geologi untuk mengecek keamanan beberapa calon lahan untuk relokasi masyarakat terdampak gempa, tsunami dan likuifaksi di Sulawesi Tengah (Sulteng).
BPN meminta bantuan Badan Geologi untuk mengecek lokasi-lokasi alternatif relokasi. Namun lokasinya ada di sekitar lokasi awal. Misal Petobo berarti area calon relokasinya akan ada di sekitar lokasi awal.
"Lokasi yang menjadi tempat relokasi perlu dilihat juga, takut nanti jangan-jangan gitu lagi. Artinya memang harus ada kerja sama dengan pihak lain dulu, dan saya sudah bicara dengan Badan Geologi," kata Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) ATR/BPN Andry Novijandri di Palu, Senin (8/10/2018).
Soal lokasi relokasi, menurut dia, tentu banyak pertimbangan dilakukan, mulai dari masyarakat sendiri apakah setuju dengan lokasi relokasi. Karena alasan awal masyarakat memilih Petobo karena lokasi kerja, sekolah, aktivitas lainya mungkin di sekitar sana.
Sebelumnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut bahwa Pemerintah merencanakan relokasi permukiman korban gempa dan atau tsunami di Palu, Donggala dan Sigi di Sulawesi Tengah.
"Relokasinya nanti pemerintah daerah akan mencari (tempatnya). Setelah ketemu beberapa daerah maka para ahli akan memetakan bagaimana potensinya daerah tersebut," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
"Kita tidak ingin masyarakat direlokasi di tempat yang sama bahayanya sehingga (mereka akan) ditempatkan di tempat yang lebih aman," lanjutnya.
Dia mengatakan daerah-daerah yang terdampak likuifaksi lebih baik selanjutnya tidak digunakan untuk permukiman.
Tempat itu diperuntukkan bukan untuk pemukiman tapi fasilitas publik misalnya hutan kota, lapangan olahraga atau didirikan museum atau tempat pendidikan yang sifatnya umum agar masyarakat bisa belajar bahwa bencana di kota Palu bukan yang pertama terjadi, ujarnya.
Baca Juga: Isu Pertemuan IMF-Bank Dunia Pakai Dana Bencana Gempa Lombok
"Kita memerlukan bangunan seperti museum sebagai penanda agar masyarakat belajar banyak, teredukasi, kemudian kita terus latihan agar masyarakat siaga bencana," tuturnya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka
-
Si Jago Merah Mengamuk di Kemanggisan, Warung Gado-Gado Ludes Terbakar
-
ODGJ Iseng Main Korek Gas, Panti Sosial di Cengkareng Terbakar
-
Diplomasi Tanpa Sekat 2025: Bagaimana Dasco Jadi 'Jembatan' Megawati hingga Abu Bakar Baasyir
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya