Suara.com - Kali Bekasi tercemar. Air kali Bekasi berbusa setebal 20 sentimeter. Sementara Air Kali Bekasi berbau busuk.
Kali Bekasi jadi sumber air baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk jutaan warga Bekasi.
"Busa tebal ini sudah ada sejak kemarin pagi, biasanya busa sudah hilang setelah satu hari. Ini masih tebal banget," kata warga Margahayu, Mulyadi, Kamis (18/10/2018).
Ia mengatakan, Kali Bekasi kerap tercemar limbah industri sejak tahun 2016. Pada tahun 2018 ini, ia mencatat sudah kesekian kalinya Kali Bekasi tercemar.
"Seingat saya, Kali Bekasi hampir setiap bulan dicemari limbah, dalam satu bulan Kali Bekasi bisa dua kali tercemar," ujar dia.
Mulyadi mencurigai ada oknum atau perusahaan yang sengaja membuang limbahnya ke Kali Bekasi. Karena itu, ia mendesak agar pemerintah tegas meinindak perusahaan pembuang limbah sembarangan.
"Kemungkinan disengaja buang limbahnya kesini. Liat saja busanya tambah parah begini. Kasian warga sekitar, sudah kalinya tercemar, udaranya juga ikut tercemar karena bau," kata dia.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Jumhana Lutfi, mengaku telah mengetahui kondisi Kali Bekasi yang memprihatinkan itu.
Bahkan, pihaknya sudah melakukan penyisiran yang hasilnya adalah pencemaran terjadi sejak dari hulu.
Baca Juga: Narsis, Buaya Kali Bekasi Ditangkap di Jembatan Pocong
"Kondisi air terkontaminasi dari Sungai Cileungsih, Kabupaten Bogor. Ada zat antropogenik dengan indikator perubahan warna, bau, perubahan PH, padatan tersuspensi tinggi," kata dia.
Ia menjelaskan, penyebab air tercemar tersebut ditengarai karena adanya sampah organik, air limbah domestik, peningkatan surfaktan detergent yang masuk ke sungai. Sehingga menyebabkan kekurangan oksigen dalam air yang menyebabkan bau.
Selain itu, lanjutnya, perusahaan industri yang membuang air limbah mengandung logam-logam terlarut dan toksik-toksik organik. Hal itu mengakibatkan Kali Bekasi kekurangan kandungan oksigen dalam air. Tumbuhnya ledakan ganggang, pendangkalan dasar perairan dan perubahan ekologi.
"Air limbah yang masuk ke sungai menyebabkan Kali Bekasi terdekomposisi. Secara anaerob, di mana bahan organik yang terlarut akan diurai atau dibusukkan oleh bakteri anaerob menjadi senyawa CH4 metan, H2S, amonia yang menimbulkan bau busuk, sehingga terjadi pengendapan lumpur," tandasnya.
Ia tak mengira jika Kali Bekasi sebagai penyuplai air baku kepada jutaan masyarakat akan kembali terkontaminasi.
Sebab, lanjut Luthfi, Pemerintah Kota Bekasi telah mendapatkan kabar baik setelah adanya langkah tegas yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Bogor dengan menyegel empat perusahaan pembuang limbah ke Kali Bekasi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional