Suara.com - Arab Saudi memecat sejumlah pejabat senior intelijen dan memutuskan untuk merestrukturisasi badan intelijen utamanya, setelah mengonfirmasi kematian Jamal Khashoggi, wartawan yang dikenal kritis terhadap kerajaan Raja Salman tersebut, Sabtu (20/10/2018).
Khashoggi, seorang wartawan dan kolumnis Saudi untuk The Washington Post, hilang sejak memasuki konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober. Ia diduga dimutilasi oleh intelijen Arab Saudi.
Arab Saudi menegaskan bahwa Khashoggi meninggal setelah perkelahian di dalam konsulat.
Menurut Saudi Press Agency (SPA) yang dikelola pemerintah, Arab Saudi memutuskan untuk merestrukturisasi Kepresidenan Intelijen Umum.
"ni untuk memastikan berfungsinya pekerjaan dan tanggung jawab,” kata SPA seperti dikutip Anadolu Agency.
Kerajaan mengeluarkan perintah untuk membebaskan Wakil Kepala Intelijen Umum Ahmed bin Hassan bin Mohammed Assiri dari semua tugas jabatannya.
Saud bin Abdullah Al-Qahtani, penasehat di Royal Court, juga diberhentikan dari jabatannya.
Arab Saudi memberhentikan sejumlah perwira intelijen umum, termasuk asisten kepala intelijen umum untuk urusan intelijen, asisten kepala intelijen umum untuk sumber daya manusia, dan direktur direktorat jenderal keamanan dan perlindungan inteligen umum.
Pada hari hilangnya Khashoggi, 15 warga Saudi lainnya, termasuk beberapa pejabat, tiba di Istanbul dengan dua pesawat dan mengunjungi konsulat saat dia masih di dalam, menurut sumber-sumber polisi Turki.
Baca Juga: Bawaslu Telisik Dugaan Pelanggaran Kampanye Luhut dan Sri Mulyani
Semua individu yang diidentifikasi telah meninggalkan Turki. Pada hari Rabu, unit investigasi TKP tiba di kediaman resmi Konsul Jenderal Saudi Mohammad al-Otaibi sekitar jam 4.40 sore waktu setempat (20.40 WIB).
Al-Otaibi sudah meninggalkan Turki menuju Riyadh pada hari Selasa.
Pejabat dari tim gabungan Turki-Saudi menyelesaikan penyelidikan atas kasus ini pada Kamis pagi, setelah mencari tempat tinggal serta konsulat Saudi di Istanbul.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Menteri Hukum Ultimatum PPP: Selesaikan Masalah Internal atau AD/ART Jadi Penentu
-
Satu Bulan Tragedi Affan Kurniawan: Lilin Menyala, Tuntutan Menggema di Benhil!
-
Polemik Relokasi Pedagang Pasar Burung Barito, DPRD DKI Surati Gubernur Pramono Anung
-
Siapa Ketum PPP yang Sah? Pemerintah akan Tentukan Pemenangnya
-
KPAI Minta Polri Terapkan Keadilan Restoratif untuk 13 Anak Tersangka Demonstrasi
-
Program Magang Fresh Graduate Berbayar Dibuka 15 Oktober, Bagaimana Cara Mendaftarnya?
-
DPR RI Kajian Mendalam Putusan MK soal Tapera, Kepesertaan Buruh Kini Sukarela
-
Setelah Kasih Nilai Merah, ICW Tagih Aksi Nyata dari Pemerintah dan Aparat Penegak Hukum
-
DPRD DKI Kaget Dana Transfer Pusat ke Jakarta Dipangkas, APBD 2026 Terancam Turun
-
DPRD DKI Kaget Dana Transfer Pusat ke Jakarta Dipangkas, APBD 2026 Terancam Turun