Suara.com - Lembaga Perlindungan Anak Indonesia ikut bersuara perihal pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid di Garut, Jawa Barat, karena diduga melibatkan anak-anak seperti dalam video viral insiden tersebut.
Ketua LPAI Seto Mulyadi melalui keterangan persnya mengatakan, keterlibatan anak dalam aksi pembakaran bendera dapat memicu kebingungan bagi tiap bocah.
"Anak-anak dapat bertanya-tanya ihwal apa yang salah dengan bendera tersebut, mengapa pembakaran bendera diadakan pada momen tertentu, mengapa pembakaran dilakukan oleh pihak tertentu, dan apa tujuan yang ingin dicapai lewat aksi pembakaran tersebut," ujarnya, Selasa (23/10/2018).
Dalam kebingungan yang dialami anak tersebut, lanjut Setyo, mereka akan mencari informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.
Proses pencarian informasi ini yang dikhawatirkan Seto, karena setiap anak berpotensi mendapatkan kabar salah alias disinformasi.
"Ini menjadi persoalan yang tidak ringan bagi seluruh pihak untuk membangun sekaligus mengintegralkan pemahaman utuh pada diri anak mengenai pembakaran tersebut," lanjutnya.
Jika setiap anak mendapatkan informasi yang salah, hal itu dapat memperburuk pandangan setiap anak tentang aksi pembakaran itu.
"Aksi pembakaran sulit ditafsirkan sebagai kegiatan penyejahteraan warga bangsa. Aksi pembakaran justru lebih rentan dimaknakan sebagai gelagat permusuhan satu pihak ke pihak lain," jelasnya.
Seto berharap, ada itikad baik dari pemerintah untuk meneliti setiap anak yang terlibat dalam video. Penelitian itu untuk memastikan anak-anak tersebut tidak mendapatkan informasi yang salah, dan haknya tetap terpenuhi sesuai undang undang perlindungan anak.
Baca Juga: Goda Istri Orang dan Tantang Duel Suami, Dukun Tewas Dicelurit
"Pelibatan anak hanya bisa dibenarkan, bahkan didukung, sepanjang hal tersebut sebangun dengan harkat martabat mereka, serta mendukung terpenuhinya hak anak," ucapnya.
Sebelumnya, dalam video pembakaran bendera bertulisan Tauhid itu terdapat sekumpulan anak-anak berpakaian putih serta memakai sarung.
Kejadian pembakaran bendera itu terjadi pada Minggu, (21/10/2018) saat sedang merayakan hari santri di lapangan alun-alun Garut, Jawa Barat. [Walda Morison]
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Stop Tahan Ijazah! Ombudsman Paksa Sekolah di Sumbar Serahkan 3.327 Ijazah Siswa
-
10 Gedung di Jakarta Kena SP1 Buntut Kebakaran Maut Terra Drone, Lokasinya Dirahasiakan
-
Misteri OTT KPK Kalsel: Sejumlah Orang Masih 'Dikunci' di Polres, Isu Jaksa Terseret Menguat
-
Ruang Kerja Bupati Disegel, Ini 5 Fakta Terkini OTT KPK di Bekasi yang Gegerkan Publik
-
KPK Benarkan OTT di Kalimantan Selatan, Enam Orang Langsung Diangkut
-
Mendagri Tito Dampingi Presiden Tinjau Sejumlah Titik Wilayah Terdampak Bencana di Sumbar
-
Pramono Anung: 10 Gedung di Jakarta Tidak Memenuhi Syarat Keamanan
-
Ditantang Megawati Sumbang Rp2 Miliar untuk Korban Banjir Sumatra, Pramono Anung: Samina wa Athona
-
OTT Bekasi, KPK Amankan 10 Orang dan Segel Ruang Bupati
-
OTT KPK: Ruang Kerja Bupati Bekasi Disegel, Penyelidikan Masih Berlangsung