Suara.com - Kepala Forensik Rumah Sakit Polri Kombes Pol Edy Purnomo mengatakan saat ini tinggal 32 kantong jenazah yang masih didentifikasi tim dokter forensik. Sejak proses evakuasi korban jatuhnya Lion Air JT 610, dokter RS Polri sudah menerima 137 kantong mayat dari lokasi jatuhnya Lion Air di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat
"Postmortem sampai semalam jam 23 hingga hari ini sudah menerima 137 kantong jenazah yg terakhir ini 32 sedang kita lakukan pemeriksaan semoga hasilnya ada yg teridentifikasi hari ini," kata Edi di RS POlri Senin (5/11/2018).
Menurutnya, tak ada tubuh korban yang utuh dari ratusan kantong mayat hasil evakuasi tim gabungan TNI-Polri dan Basarnas.
"Perlu dijelaskan jika kami tidak menerima satu kantong jenazah berisi jenazah utuh. Kami menerima kondisi body yang tidak utuh. Jadi tidak bisa di crosskan antara kantong jenazah dan sudah teridentifikasi berapa," kata dia.
Selain melakukan proses identifikasi, kata dia, RS Polri juga melakukan pendampinga psikologi kepada keluarga korban. Sejauh ini, kata dia ada sebanyak 126 orang keluarga yang mendapatkan pelayanan trauma healing.
"Dari tim psikologi, sampai kemarin sudah melakukan pendekatan pendampingan dan konsul psikologi terhadap 126 orang," jelasnya.
Dari 189 orang yang terlibat dalam kecelakaan Lion Air JT 610, RS Polri baru bisa mengidentifikasi 14 jenazah. Setelah teridentifikasi, 14 jenazah tersebut sudah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan.
Berita Terkait
-
Selasa Besok, Keluarga Korban Lion Air Jatuh Tabur Bunga di Laut
-
Puji Tuhan, Tubuh Korban Lion Air Jorry Saroinsong Utuh 90 Persen
-
KNKT Akui Terkendala karena Kotak CVR Lion Air Masih Hilang
-
Setelah Terhempas ke Laut, Mesin Lion Air JT 610 Masih Berputar
-
Lion Air JT 610 Jatuh ke Laut dengan Kecepatan Tinggi
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional