Suara.com - Masyarakat Cinta Indonesia resmi melaporkan pemilik akun Facebook bernama Herman Jenggot Harland ke Polres Malang Kota, Jawa Timur, Senin (5/11/2018).
Herman diduga melakukan ujaran kebencian kepada Presiden RI Jokowi, Calon Wakil Presiden nomor urut 1 Maruf Amin, dan Ketua GP Ansor Yaqut Cholil Quomas.
"Ini tindak lanjut, karena ini delik aduan harus ada laporan tertulis. Sabtu (3/11) akhir pekan lalu, kami hanya berkonsultasi. Kami ke sini menyampaikan laporan ujaran kebencian," kata Perwakilan MCI Moch Zakki seperti dilaporkan Beritajatim.com.
Dalam pelaporan tersebut, disebutkan Herman Jenggot mengedit foto Ketua Ansor Yaqut Cholil Quomas menjadi bermata satu menyerupai Dajal—makhluk mitologi dalam kepercayaan Islam.
Selain itu, foto Presiden Jokowi diedit menyerupai monster monyet. Sementara potret Maruf Amin, diedit Herman Jenggot menyerupai monster macan. Kesemua foto hasil edit tersebut diunggah ke laman Facebook.
"Hari ini hanya melaporkan, belum dimintakan keterangan. Tanggal 13 November nanti kami akan dipanggil lagi. Saat ini kami melangkapi laporan kami berharap polisi merespons baik," ujar Zakki.
Zakki mengatakan, terlapor atau pemilik akun berasal dari Riau, Sumatera. Ia berharap polisi dapat segera menangkap pelaku. Sebab, dikhawatirkan akan membuat gaduh di masyarakat atau akar rumput.
Kalau tidak ditanggapi dengan baik akan memicu konflik apalagi tiga tokoh itu salah satunya simbol negara, yakni presiden," papar Zakki.
Sementara itu, unggahan dan akun sendiri telah menghilang. Namun, pihaknya telah menyimpan bidik layar unggahan Herman Jenggot sebelum dihapus, serta dijadikan sebagai barang bukti.
Baca Juga: Yuk Jajal Wisata Kuliner Online di Pesta Makanan Nusantara Ini
"Sekarang hasil penelusuran akun Facebook sudah tidak ada. Tapi polisi punya peralatan canggih untuk mendeteksi dan punya kewenangan khusus masuk mencari akun itu," tandas Zakki.
Berita ini kali pertama diterbitkan Beritajatim.com dengan judul “Dianggap Hina Jokowi, Akun FB Herman Jenggot Dilaporkan Polisi”
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
SPBU Swasta Wajib Beli BBM ke Pertamina, DPR Sebut Logikanya 'Nasi Goreng'