Suara.com - Pengamat dan sejarawan, Asvi Warman Adam mengatakan penyematan jasa gelar pahlawan syarat muatan politik. Di beberapa negara termasuk Indonesia dipastikan ada beberapa kepentingan politik dalam penyematan gelar pahlawan nasional.
Namun, menurutnya, motif politik itu bisa bertujuan untuk mempersatukan bangsa.
"Bisa aja ada kepentingan politik itulah dalan konteks untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Bisa juga untuk dalam rangka harmonisasi untuk representasi semua kelompok," kata Asvi dalam diskusi bertajuk "Memaknai Kepahlawanan" yang digelar di gedung Sarinah, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (10/11/2018).
Asvi pun mencontohkan adanya muatan politik saat pengangkatan 14 pahlawan nasional di pemerintahan Presiden RI pertama Soekarno. Meski begitu, alasan motif politik Soekarno dalam penganugerahan gelar itu untuk menyatukan rakyat Indonesia.
"Konteks dulu bung Karno memberikan gelar, konteksnya agar mempersatukan bangsa dari berbagai kalangan, agar bangsa Indonesia ini menghormati jasa-jasa pahlawan itu. Tampilkanlah beberapa pahlawan itu supaya masyarakat Indonesia bisa meneladani sikap para pahlawan," bebernya.
Asvi menegaskan muatan politik yang dimaksud bukan melulu tentang perebutan kekuasaan. Namun, ia memastikan muatan politik dalam pemberian gelar pahlawan selama ini semata hanya untuk mempersatukan bangsa.
"Memang kita enggak bisa menjudge begitu saja. Tetapi setiap pemberian gelar itu pasti ada kepentingan kepentingan enggak lepas dengan motif seperti itu," tutupnya.
Berita Terkait
-
Mau Jadi Pahlawan Nasional? Ini Syarat dan Tahapannya
-
Cerita Gubernur Anies Dapat Warisan 5.000 Buku Milik Sang Kakek
-
Kirab Obor Asian Games di Jateng Meriah, Ganjar Saluti Warga
-
Di Depan Delegasi OCA, Erick Thohir Kenang Asian Games 1962
-
Didatangi Nyak Sandang, Bambang: Mestinya Kita Malu Terus Tengkar
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Mafindo Ungkap Potensi Tantangan Pemilu 2029, dari AI hingga Isu SARA
-
Bilateral di Istana Merdeka, Prabowo dan Raja Abdullah II Kenang Masa Persahabatan di Yordania
-
August Curhat Kena Serangan Personal Imbas Keputusan KPU soal Dokumen Persyaratan yang Dikecualikan
-
Di Hadapan Prabowo, Raja Yordania Kutuk Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Sebut Serangan Mengerikan
-
Usai Disanksi DKPP, Anggota KPU Curhat Soal Beredarnya Gambar AI Lagi Naik Private Jet
-
Dua Resep Kunci Masa Depan Media Lokal dari BMS 2025: Inovasi Bisnis dan Relevansi Konten
-
Soal Penentuan UMP Jakarta 2026, Pemprov DKI Tunggu Pedoman Kemnaker
-
20 Warga Masih Hilang, Pemprov Jateng Fokuskan Pencarian Korban Longsor Cilacap
-
Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing di COP30 Brasil
-
Mensos Ungkap Alasan Rencana Digitalisasi Bansos: Kurangi Interaksi Manusia Agar Bantuan Tak Disunat