Suara.com - Acara syiar dan silaturahmi kekhalifaan se-dunia yang rencananya akan digelar di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat dipastikan batal digelar. Sebab, pihak keamanan yakni kepolisian dan pengelola Monas tidak memberikan izin penyelenggaraan acara itu.
Kasi Ketertiban Kantor Pengelola Kawasan Monas Yayang Kustiawan mengatakan, pihak panitia acara tidak mengantongi izin dari polisi dan juga pengelola Monas. Tak hanya itu, pengelola juga memutuskan untuk menutup kawasan Monas untuk masyarakat umum guna mengantisipasi massa yang datang.
"Karena tak ada izin dari kepolisian dan (pihak) Monas, dikhawatirkan mereka memaksa masuk dan terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Maka diarahkan oleh kapolres supaya ditutup sementara," kata Yayang saat dikonfirmasi, Minggu (18/11/2018).
Pantauan Suara.com di lokasi, hingga pukul 10.00 WIB massa aksi kekhalifahan tidak nampak hadir di kawasan Monas. Beberapa aparat kepolisian pun sudah mulai meninggalkan kawasan Monas.
Salah seorang petugas keamanan Monas Tarudin mengatakan, hingga kini tidak ada pergerakan massa kekhalifahan yang datang. Kondisi situasi di kawasan Monas hanya dipenuhi oleh warga yang berolahraga saja.
"Tadi saya dengar laporan sih enggak ada massa. Cuma ini saja yang pada olahraga," kata Tarudin.
Untuk diketahui, penutupan Monas dilakukan untuk mengantisipasi massa aksi syiar dan silahturahmi Kekhalifahan Islam se-Dunia. Awalnya digelar di Masjid Az Zikra Bogor. Namun, pihak pengelola acara menolak kegiatan itu hingga akhirnya acara dialihkan ke Kemayoran, Jakarta Pusat.
Namun, kegiatan itu kembali dibatalkan oleh pihak pengelola dan kepolisian. Ketua Panitia Pelaksana Syiar dan Silaturahmi Kekhalifahan Islam se-Dunia 1440 H Hadi Salam mengatakan akan mengalihkan massa aksi ke Monas.
Baca Juga: Antisipasi Massa Kekhalifahan, Polisi Jaga Ketat Kawasan Monas
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Kasus Korupsi Sritex Resmi Masuk Meja Hijau, Iwan Lukminto Segera Diadili
-
Pesan Mendalam Jelang Putusan Gugatan UU TNI: Apakah MK Bersedia Berdiri Bersama Rakyat?
-
Pemerintah Finalisasi Program Magang Nasional Gaji Setara UMP Ditanggung Negara
-
Korupsi Bansos Beras: Kubu Rudy Tanoesoedibjo Klaim Sebagai Transporter, KPK Beberkan Bukti Baru
-
Polisi Ringkus 53 Tersangka Rusuh Demo Sulsel, Termasuk 11 Anak di Bawah Umur
-
DPR Acungi Jempol, Sebut KPU Bijak Usai Batalkan Aturan Kontroversial
-
Manuver Comeback dari Daerah: PPP Solok 'Sodorkan' Epyardi Asda untuk Kursi Ketua Umum
-
Mengapa Penculik Kacab Bank BUMN Tak Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana? Ini Logika Hukum Polisi
-
PT Gag Nikel di Raja Ampat Kembali Beroperasi, Komisi XII DPR: Tutup Sebelum Cemari Geopark Dunia!
-
KPK Dinilai 'Main Satu Arah', Tim Hukum Rudy Tanoe Tuntut Pembatalan Status Tersangka