Suara.com - Kepolisian Ponorogo, Jawa Timur membubarkan paksa demonstrasi puluhan sopir ojek online yang merasa dihina Calon Presiden Prabowo Subianto. Alasan pembubaran itu karena para ojek online tidak punya izin unjuk rasa.
Demonstrasi itu dilakukan, Senin (26/11/2018) di depan kompleks perkantoran Pemkab.
Di tengah unjuk rasa, sejumlah perwakilan kelompok pengemudi ojek online sempat diajak berunding oleh Kapolres Ponorogo AKBP Radiant. Namun hanya dalam waktu sekitar lima menit perundingan selesai dan unjuk rasa kembali dilanjutkan.
“Mereka ini melakukan aksinya secara mendadak dan spontanitas karena kesal dengan hal-halyang rekan-rekan wartawan sendiri ketahui (pernyataan Capres Prabowo),” ungkap AKBP Radiant di lokasi unjuk rasa.
AKBP Radiant menyatakan, para pengemudi ojek online ini mengaku tidak ingin menemui siapapun pada aksinya kali ini. Mereka hanya ingin menumpahkan kekesalan mereka terhadap pernyataan Prabowo yang dinilai merendahkan martabat profesi ojek online atau pun ojek konvensional.
“Karena itu kami toleransi untuk sebentar saja berorasi, menyampaikan aspirasi dan harus segera membubarkan diri,” ujar AKBP Radiant.
Orang nomor satu di Polres Ponorogo ini menyatakan, sebenarnya satu peleton pasukan pengamanan dari Satuan Sabhara sudah disiapkan untuk mengamankan unjuk rasa yangmendadak ini. Namun baru beberapa personel saja yang diturunkan untuk mengamankan situasi sebab tidak ada gejolak sama sekali.
“Karena itu saya berpesan memang ada kebebasan untuk menyampaikan pendapat, namun perlu dipahami jangan sampai hal ini dipolitisasi oleh pihak-pihak tertentu. Kita semua tahu saat ini sudah masuk masa kampanye sehingga jangan sampai ada campur tangan pihak ketiga yang bisa menyulut elemen masyarakat lainnya,” tegas AKBP Radiant.
Koordinator Aksi, Ferditama Prakoso mengatakan, protes mereka sangat jelas, yaitu tidak terima dengan penggunaan profesi pengemudi ojek online sebagai contoh dalam pidato Prabowo dalam acaranya beberapa hari lalu. Pernyataan Prabowo dinilai merendahkan martabat pekerjaan yang saat ini menurut mereka bisa menopang ekonomi keluarga mereka.
Baca Juga: Ojek Online ke Prabowo: Ini Pekerjaan Mulia, Bukan Haram
“Kawan-kawan ojeker online di Ponorogo ini meminta agar Prabowo meminta maaf kepada kami dan seluruh pekerja ojek online. Ini pekerjaan yang mulia, bukan haram,” ujarnya.
Saat orasi, sejumlah pengemudi ojek online menyatakan kecewa dengan sikap dan pernyataan Prabowo. Menurut mereka, hal seperti itu tidak pantas meluncur dari bibir seorang calon pemimpin. Apalagi Prabowo adalah orang yang sedang mencalonkan diri sebagai pemimpin bangsa Indonesia.
Menjelang pukul 11.00 WIB, para pengunjuk rasa yang rata-rata mengenakan jaket hitam hijau dan berhelem ini menggulung kertas-kertas protesnya. Mereka membubarkan diri dengan tertib. Beberapa mengaku mereka sudah mendapat order dari pelanggannya. (BeritaJatim.com)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- 5 HP OPPO RAM 8 GB Terbaik di Kelas Menengah, Harga Mulai Rp2 Jutaan
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Rilis Akhir Tahun 2025 Polda Riau: Kejahatan Anjlok, Perang Lawan Perusak Lingkungan Makin Sengit
-
Rekaman Tengah Malam Viral, Bongkar Aktivitas Truk Kayu di Jalan Lintas Medan-Banda Aceh
-
'Beda Luar Biasa', Kuasa Hukum Roy Suryo Bongkar Detail Foto Jokowi di Ijazah SMA Vs Sarjana
-
Kadinsos Samosir Jadi Tersangka Korupsi Bantuan Korban Banjir Bandang, Rugikan Negara Rp 516 Juta!
-
Bakal Demo Dua Hari Berturut-turut di Istana, Buruh Sorot Kebijakan Pramono dan KDM soal UMP 2026
-
Arus Balik Natal 2025: Volume Kendaraan Melonjak, Contraflow Tol Jakarta-Cikampek Mulai Diterapkan!
-
18 Ribu Jiwa Terdampak Banjir Banjar, 14 Kecamatan Terendam di Penghujung Tahun
-
UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,7 Juta Diprotes, Rano Karno: Kalau Buruh Mau Demo, Itu Hak Mereka
-
Eks Pimpinan KPK 'Semprot' Keputusan SP3 Kasus Korupsi Tambang Rp2,7 Triliun: Sangat Aneh!
-
Percepat Penanganan Darurat Pascabencana, Hari Ini Bina Marga akan Tinjau Beutong Ateuh Banggalang