Suara.com - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengajak Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) bersama-sama dengan Kementerian Pertanian menjaga ketahanan pangan di Indonesia.
Hal ini ia sampaikan dalam Evaluasi Kerjasama (Kementan) - TNI AD dalam mewujudkan swa sembada pangan di depan Komandan Korem (Danrem) dan Komandan Kodim (Dandim) se- Indonesia, di Gedung Graha Yudha Wastu Pramuka, Pusat Persenjataan Infantri (Pussenif), Kodiklat TNI AD, Bandung, Jawa Barat, Selasa (27/11/2018).
Pada kesempatan itu, Amran menyampaikan ucapan terimakasih kepada Asisten Teritorial (Aster) KASAD, para Komandan Kodim (Dandim) dan Komandan Korem (Danrem), perwira-perwira tinggi beserta seluruh jajarannya di seluruh Indonesia karena telah membantu petani Indonesia.
"Yang kami rasakan betul di lapangan, jajaran babinsa dan seluruh jajaran dari Kodim dan Korem melakukan pendampingan pada petani dan penyuluh pertanian di lapangan. Sehingga lebih menumbuhkan rasa kedisiplinan", ujar Amran.
Selanjutnya ia memaparkan hasil kerja bersama sektor pertanian berdasarkan kesepakatan Kementan dan TNI AD. Termasuk capaian dari kinerja 4 tahun Kementerian Pertanian yang belum pernah terjadi di sebelumnya.
"Saat awal kami kerja di 2014 dulu inflasi pangan 10,57%. Dalam kurun kerja 4 tahun turun menjadi 1,26%. Ini tidak pernah terjadi sebelumnya dalam 30 tahun terakhir. Sehingga inflasi umum untuk negara kita juga pertama dalam sejarah 3 tahun berturut-turut 3,6%", papar Amran.
Menarik tingkat inflasi turun namun kesejahteraan petani meningkat. Ia menjelaskan ini diraih karena disparitas harga berhasil ditekan, rantai pasok dipangkas. Semua dikerjakan berkat dukungan Dandim - Danrem dan jajarannya.
Amran mengakui isu sektor pangan memang sangat krusial sehingga kerapkali memengaruhi kondisi kesehatannya.
"Jika harga pangan naik, tekanan darah kami naik. Harga stabil tekanan darah stabil. Sampai kKami bolak-balik ke RSPAD. Cabe saja naik ribut. Dulu naik sampai bergejolak semua ribut. Sekarang turun bahkan menjadi penyumbang deflasi justru kurang disuarakan", ungkap Amran.
Baca Juga: Dalam 4 Tahun, Kementan Mampu Turunkan Inflasi secara Drastis
Berantas Kejahatan Sektor Pangan
Menurutnya salah satu yang menjadi penyebab terjadinya gejolak harga adalah mafia pangan. Ia membuka data bahwa hari ini total ada 782 kasus penyelewengan dalam sektor pangan.
Sudah 409 kasus yang sudah ada tersangkanya. Sementara itu hortikultura 21 kasus, pupuk 12 kasus, beras 66 kasus, ternak 27 kasus, sisanya kasus-kasus lainnya. Sejumlah perusahaan sektor pangan di blacklist, segera menyusul 66 perusahaan lainnya. Ini semua menurutnya hasil kerjasama Kementan dengan TNI Polri.
TNI AD bersama Kementan juga membuat lumbung-lumbung pangan di perbatasan. Hasilnya di Merauke dulu harga beras Rp 80 ribu, sekarang sudah ekspor beras premium ke Papua Nugini, Entikong juga ke Malaysia. Bahkan Kab. Lima Puluh Kota sudah mengekspor manggis untuk pertama kalinya ke Cina pada Oktober 2017.
"Kita bangun lumbung pangan di perbatasan agar bisa ekspor ke negara tetangga. Itu namanya bertani cerdas", papar Amran.
Ia melanjutkan mimpi besar Indonesia selanjutnya membangun lumbung pangan dunia 2045. Dimulai dari pemanfaatan lahan rawa di Jejangkit, Barito Koala, Kalimantan Selatan yang diluncurkan bertepatan dengan Hari Pangan Sedunia ke-38 beberapa waktu lalu.
Berita Terkait
-
Berdasar Survei Litbang Kompas, 71,5 Persen Publik Puas dengan Kinerja Kementan
-
Prediksi FAO: Produksi Beras RI Terbesar Kedua di Dunia, Siapa Nomor Satu?
-
Swasembada Pangan! Mentan: InsyaAllah Tak Impor Beras Lagi, Mudah-mudahan Tak Ada Iklim Ekstrem
-
Beras SPHP Rusak Bisa Ditukar ke Bulog, Ini Kata Menteri Pertanian
-
Operasi Pasar Besar-besaran! Kementerian Pertanian Siapkan 1,3 Juta Ton Beras
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
-
Pemain Keturunan Jerman-Surabaya Kasih Isyarat Soal Peluang Bela Timnas Indonesia
Terkini
-
Polisi Sita Buku dan Dokumen dari Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Jakarta, Apa Relevansinya?
-
Dilimpahkan ke Kejari, Nadiem Makarim Ucapkan Salam Hormat kepada Guru di Hari Pahlawan
-
Soeharto Dapat Gelar Pahlawan, Ketua MPR Ingatkan Pencabutan TAP MPR Anti-KKN
-
Fokus Baru KPK di Proyek Whoosh: Bukan Pembangunan, Tapi Jual Beli Lahan yang Bermasalah!
-
Misteri Pelaku Bom SMAN 72: Kenapa Dipindah ke RS Polri dan Identitasnya Dirahasiakan?
-
Tangis Haru 32 Tahun: Kisah Marsinah, Buruh Pabrik yang Dibunuh, Kini Jadi Pahlawan Nasional
-
Terungkap! Sebelum Ledakan di SMAN 72, Pelaku Tinggalkan Pesan Misterius di Dinding Kelas
-
Ironi Pahlawan Nasional: Marsinah, Korban Orde Baru, Kini Bersanding dengan Soeharto
-
Apa Risiko Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto?
-
KPK Soal Kasus Whoosh: Ada yang Jual Tanah Negara ke Negara