Suara.com - Polda Sumatera Selatan tengah melakukan penyelidikan terkait kasus ditemukannya tiga warga Prabumulih, Sumsel yang tewas dengan luka tembak di kepala, Kamis (06/12) kemarin. Pelakunya diduga seorang oknum TNI yang sedang dalam keadaan kritis diduga melakukan percobaan bunuh diri usai melakukan penembakan.
Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Zulkarnain Adinegara menerangkan, selain mempelajari kronologi kejadian, pihaknya juga tengah menyelidiki keterkaitan antaran korban dan Serka KC.
“Zainal dan Luken itu adalah teman dari Serka KC. Soal mengapa temannya-temannya ditembak juga akan dilakukan penyelidikan lebih lanjut,” katanya di Mapolda Sumsel, Jumat (7/12/2018). Zulkarnain menerangkan, dugaan awal Serka KC adalah terduga pelaku yang menewaskan tiga korban di kediaman Faisal.
Berdasarkan laporan dari Polres setempat, Zulkarnain mengatakan kejadian tersebut bermula saat Serka KC bersama dua rekannya Zainal dan Luken datang ke rumah Faisal di Jalan Aroe Kelurahan Gunung Ibul Barat, Kecamatan Prabumulih Timur, Kota Prabumulih, Sumatera Selatan dengan menggunakan mobil jenis Toyota Rush warna hitam dengan pelat nomor BG 1361 ZB.
Melihat kedatangan Serka KC dan temannya itu, Faisal pun langsung menemui mereka dan berbincang disamping teras rumah. Entah apa sebab, Serka KC dan Faisal terlibat cek-cok mulut. Faisal langsung ditembak ditempat oleh Serka KC.
Tak hanya Faisal, dua rekan terduga pelaku ikut menjadi korban. Zainal dan Luken juga ditembak di bagian kepala oleh Serka KC.
Istri Faisal yang mendengar suara tembakan langsung keluar rumah dan mendapati suaminya sudah tewas dengan kondisi kepala berlumuran darah.
Serka KC pun langsung kabur dengan mengemudikan mobil menuju ke arah rumah rekannya Apri di Perumnas GPE, Kelurahan Gunung Ibul, Kecamatan Prabumulih Timur kota Prabumulih. Disana Serka KC hanya bertemu dengan Nova Arisandi yang merupakan istri dari Apri.
Ketika duduk didepan rumah Apri, Serka KC langsung mengeluarkan senjata api dan mencoba bunuh diri dan menembakkan kepalanya.
Baca Juga: Panita: Media Massa yang Tak Siarkan Reuni Akbar 212 Menyakiti Umat Islam
Serka KC pun langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dengan kondisi kritis. Setelah satu malam menjalani perawatan, sekitar pukul 03.30 WIB, Jumat (07/13/2018), ia dinyatakan meninggal.
Zulkarnain menerangkan, untuk sementara dugaannya dipicu utang piutang. Namun, Zulkarnain belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut siapa yang berutang dan siapa yang meminjamkan.
"Itu juga masih didalami,” pungkasnya.
Kontributor : Andhiko Tungga Alam
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO