Suara.com - Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno menganggap aksi penembakan Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang menewaskan puluhan pekerja di Trans Papua menandakan jika pemerintahan Presiden Joko Widodo tak becus menangani masalah keamanan terutama di daerah rawan konflik.
Sandiaga juga menyebut aksi penembakan di Papua yang menelan puluhan koran membuat pasangannya, capres Prabowo Subianto menjadi gelisah.
"Ini selalu jadi pemikiran dan kekhawatiran Pak Prabowo. Saya sampaikan kalau kita tidak punya pemerintahan yang kuat," kata Sandiaga saat ditemui di Mall Metro Cipulir, Pesanggarahan, Jakarta Selatan, Sabtu (8/12/2018).
Menurut Sandiaga, cara mengatasi adanya konflik berkepanjangan di Papua itu yakni dengan mengupas langsung dari akar permalasahannya yang terjadi di masyarakat. Adanya aksi penembakan itu, Sandiaga mengaku akan terus berperang kepada kelompok yang nekat hendak memecah belah bangsa Indonesia.
"Dengan pola pemerintahan yang kuat, tegas dan mengirimkan pesan bahwa kita menolak segala bentuk kekerasan, kita akan perangi segala bentuk ancaman integrasi NKRI," pungkasnya.
Sebelumnya, aksi penembakan OPM terjadi ketika para pekerja PT. Istaka Karya sedang mengerjakan pembangunan proyek Trans Papua di Jembatan Kali Yigi dan Kali Aurak di Kabupaten Nduga, Papua pada Minggu (2/12/2018).
Berdasarkan keterangan Kapolri Jenderal Tito Karnavian, ada sebanyak 20 orang tewas akibat aksi penembakan yang dilakukan gerilyawan OPM. Puluhan korban tewas itu diantaranya adalah 19 pekerja PT. Istaka Karya dan satu prajurit TNI yang tewas ditembak OPM ketika menyerang pos TNI Mbua pada Senin (3/12/2018).
Berita Terkait
-
Sandiaga ke Pelamar Kerja: Jangan Bawa Map Lecek, Itu Zaman Old
-
Ditantang TNI Datang ke Timika, Jubir OPM: Lebih Baik Undang Penyelidik PBB
-
Korban Nduga TNI? Kapendam: Kami Ajak Sebby Sambom ke Timika Lihat Sendiri
-
Kementerian PUPR Akui Proyek Trans Papua Libatkan TNI AD buat Buka Jalan
-
Penumpasan OPM di Papua, PPAD: Sepatutnya TNI Jadi Pengendali Utama
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Polisi Temukan Serbuk Pemicu Ledakan di Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMAN 72
-
Densus 88 Terlibat Dalami Motif Terduga Pelaku Peledakan di SMAN 72
-
Blak-blakan Sebut Soeharto Diktator, Cerita 'Ngeri' Putri Gus Dur Dihantui Teror Orba Sejak SMP
-
Sindiran Pedas PDIP usai Jokowi Dukung Soeharto Pahlawan: Sakit Otaknya!
-
Masuk Komisi Reformasi Polri Bentukan Prabowo: Sepak Terjang Idham Azis, Nyalinya Gak Kaleng-kaleng!
-
Menkeu Purbaya Bakal Redenominasi Rupiah, Apa Manfaatnya?
-
Alasan Presiden Mahasiswa UIN A.M. Sangadji Ambon Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
-
Jenguk Korban Ledakan SMAN 72, Mensos Pastikan Biaya Pengobatan Ditanggung Pemerintah
-
Siswa Terduga Kasus Bom Rakitan di SMAN 72 Korban Bullying, Begini Kata Pengamat Teroris
-
Hadirkan Pemerataan Pembangunan Sampai ke Papua, Soeharto Dinilai Layak Sandang Pahlawan Nasional