Suara.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengakui melibatkan TNI dalam proyek pembangunan jalan Trans Papua.
Namun, Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra membantah adanya anggapan bahwa proyek Jalan Trans Papua itu dimiliki oleh TNI.
Menurut PUPR, proyek Jalan Trans Papua itu dimiliki oleh Pemerintah yang dimandatkan pembangunannya ke PUPR. Sementara TNI merupakan pihak yang membuka jalan untuk dibangun.
"Iya ini Trans Papua proyek PU, tapi dilaksanakan dengan TNI AD, dalam hal ini direktorat Zeni, mereka buka jalan. Itu kan pengerjaan enggak spesifik, tapi kalau bangun jembatan ya harus kami," ujar Hendra saat dihubungi Suara.com, Rabu (5/12/2018).
Keterlibatan TNI ini memang dibutuhkan dalam membuka jalan Trans Papua. Pasalnya, sebelum jalan Trans Papua terbuka, daerah wilayah pembangunan merupakan hutan dan rawan konflik dengan Organisasi Papua Merdeka.
Karenanya, kata Hendra, dibutuhkan peran TNI agar pembangunan aman dan lancar. "Kalau perintis itu betul TNI, tapi kan sekarang kan bangun infrastruktur itu bukan TNI. Kalau TNI kan bersenjata, punya pistol punya senapan," kata dia.
Endra menuturkan, hingga kekinian TNI sudah tidak terlibat dalam pembangunan Trans Papua. Karena, jalan Trans Papua sudah tersambung. Untuk selanjutnya, pengerjaan dilakukan oleh konstruktor yang ditunjuk oleh PUPR.
"Itu sudah tersambung, pengertiannya bisa tanah, bisa agregrat, bisa aspal, sebagian aspal, sebagian agregrat, sebagian tanah tapi bisa di lewati. Cuma di segmen 5 ada 35 jembatan yang dibangun, karena kalau musim hujan penampang basah jadi enggak bisa lewat, harus menunggu surut, kan kami enggak bisa menunggu surut, makanya dibangun jembatan melintasi sungai.”
Sebelumnya diberitakan, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, sayap militer Organisasi Papua Merdeka, mengakui bertanggungjawab atas insiden penyerangan di lokasi proyek pembangunan jembatan Trans Papua ruas Kali Yigi – Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.
Baca Juga: Lawan Hoaks di Jabar, Ridwan Kamil Bentuk Tim Saber Hoaks
Dalam penyerangan yang terjadi pada hari Minggu (2/12/2018) akhir pekan lalu itu, sejumlah korban tewas.
Awalnya, aparat kepolisian merilis jumlah korban tewas adalah 31 orang sipil karyawan PT Istaka Karya, BUMN yang menangani proyek tersebut.
Belakangan, jumlah korban tewas yang resmi dirilis pemerintah adalah 20 orang. Sementara korban selamat adalah 8 orang.
Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom, membantah keterangan aparat keamanan Indonesia yang menyebut para pekerja dibunuh dengan cara dieksekusi.
“Kami yang bertanggungjawab. Ada kontak senjata. Itu serangan bersenjata, bukan eksekusi seperti yang disampaikan aparat keamanan Indonesia,” kata Sebby Sambom.
Untuk diketahui, Kapendam Cenderawasih Kolonel Muhamad Aidi sebelumnya mengatakan karyawan PT Istaka Karya dieksekusi di sebuah tempat bernama Puncak Kabo.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
IWIP Gelontorkan Pendanaan Rp900 Juta untuk Korban Bencana di Sumatera
-
AKGTK 2025 Akhir Desember: Jadwal Lengkap dan Persiapan Bagi Guru Madrasah
-
Dasco Ketuk Palu Sahkan Pansus RUU Desain Industri, Ini Urgensinya
-
ASPEBINDO: Rantai Pasok Energi Bukan Sekadar Komoditas, Tapi Instrumen Kedaulatan Negara
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Akhir Pekan, Ini Penyebabnya
-
Serikat Buruh Kecewa dengan Rumus UMP 2026, Dinilai Tak Bikin Sejahtera
-
Kuota Mulai Dihitung, Bahlil Beri Peringatan ke SPBU Swasta Soal Impor BBM
-
Pemerintah Susun Standar Nasional Baru Pelatihan UMKM dan Ekraf
-
Stok Di Atas Rata-rata, Bahlil Jamin Tak Ada Kelangkaan BBM Selama Nataru
-
Kadin Minta Menkeu Purbaya Beri Insentif Industri Furnitur