Suara.com - Ratusan warga Mbua, Yall dan Yigi dilaporkan telah mengungsi ke hutan sejak pengejaran kelompok bersenjata yang menyebut diri sebagai Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB).
Sebelumnya, TPNPB mengkalim diri sebagai pelaku insiden penembakan para pekerja PT Istaka Karya yang bekerja membangun jalur Trans Papua pada Minggu (2/12/2018) lalu. Sebagian besar warga yang mengungsi ini adalah umat Gereja Kemah Injili (Kingmi) Papua.
"Kami mendapatkan laporan dari Yigi dan Yall, sekitar 5 klasis telah mengungsi ke hutan sejak evakuasi korban penembakan dilakukan," ujar Pendeta Dr. Benny Giay seperti diwartakan Jubi, Minggu (9/12/2018).
Pendeta Benny Giay merinci 5 klasis tersebut adalah Klasis Yigi Barat sebanyak 6 jemaat, Klasis Yigi sebanyak 6 jemaat, Klasis Mbua sebanyak 6 jemaat dan Klasis Mbulmuyalma sebanyak 8 jemaat. Satu klasis lainnya, yakni Klasis Mugi belum diketahui pasti berapa jemaat yang mengungsi.
“Masing-masing jemaat itu rata-rata diisi oleh 30-50 kepala keluarga. Jadi jumlah yang diketahui mengungsi dari empat klasis itu ada sekitar 780 kepala keluarga. Jika satu keluarga dua orang saja, sudah lebih dari 1.500 orang yang mengungsi," jelas Pendeta Benny Giay.
Gereja Kingmi menurut Pendeta Benny Giay adalah denominasi gereja yang dominan di Nduga. Ada sekitar 60.000 umat Kingmi di Nduga.
Ia menambahkan, pada peristiwa penyisiran sebelumnya yang terjadi pada bulan Juni-Juli 2018, 50 keluarga di Kampung Alguru -yang disebut sebagai tempat persembunyian kelompok bersenjata- telah mengungsi ke hutan. Selain itu, ada sekitar 150 orang yang mengungsi ke Timika dan 116 orang keluar dari Nduga menuju Agats, Asmat.
Terkait peristiwa penembakan di Nduga, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (MPH-PGI) menyampaikan keprihatinan yang dalam dan sangat menyesalkan dengan pendekatan kekerasan dalam penyelesaian masalah Papua, baik yang dilakukan oleh masyarakat sipil, kelompok-kelompok bersenjata maupun aparat Negara.
“Pendekatan kekerasan, dalam bentuk apa pun, menurut hemat kami, tidak akan pernah menyelesaikan masalah, selain hanya akan menciptakan luka-luka baru yang pada gilirannya akan menciptakan lingkaran kekerasan,” tulis Pdt. Dr. Henriette T.H. Lebang, Ketua Umum PGI melalui pesan pastoral PGI terkait peristiwa di Nduga.
Baca Juga: Terlahir dari Ibu Gangguan Jiwa, Bayi Perempuan Jadi Rebutan Warga
PGI mengimbau seluruh pihak untuk menghentikan segala bentuk kekerasan dan menyelesaikan ragam persoalan yang ada dengan duduk bersama membicarakannya secara beradab dan bermartabat.
"Hanya dengan demikian kita bisa membebaskan Papua dari pelbagai masalah yang membelitnya," lanjut Pdt. Dr. Henriette T.H. Lebang.
Berita Terkait
-
DPR Papua Keluhkan Tingginya Harga Tiket Pesawat Jelang Natal
-
Tolak Kompensasi Rp 4 Miliar, Obeth Gobay Tagih Janji Jokowi
-
Jadi Korban Penganiayaan Tentara PNG, 3 Warga Papua Dijemur 2 Jam
-
Jadi Korban OPM, Lima Pekerja PT Istaka Karya Masih Hilang
-
Aksi OPM di Papua, Sandiaga: Itu Buat Prabowo Gelisah
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Misi Penyelamatan Pekerja Tambang Freeport Berlanjut, Ini Kabar Terbarunya
-
Buntut Aksi Pemukulan Siswa ke Guru, Dikeluarkan Sekolah dan Ayah yang Polisi Terancam Sanksi
-
Perkuat Pertahanan Laut Indonesia, PLN dan TNI AL Jalin Kolaborasi
-
Korban Pemerkosaan Massal '98 Gugat Fadli Zon: Trauma dan Ketakutan di Balik Penyangkalan Sejarah
-
Pengamat: Dasco Punya Potensi Ubah Wajah DPR Jadi Lebih 'Ramah Gen Z'
-
Cuma Minta Maaf Usai Ditemukan Polisi, Kejanggalan di Balik Hilangnya Bima Permana Putra
-
YLBHI Kritik Keras Penempatan TNI di Gedung DPR: Semakin Jauhkan Wakil Rakyat dengan Masyarakat!
-
Babak Baru Perang Lawan Pencucian Uang: Prabowo 'Upgrade' Komite TPPU Tunjuk Yusril Jadi Ketua
-
Serikat Petani: Program 3 Juta Rumah Akan Gampang Dilaksanakan kalau Reforma Agraria Dilaksanakan
-
Pramono Anung Targetkan Setiap Kelurahan di DKI Punya Sekolah Lansia: Ini Alasannya