Suara.com - Sebuah sekolah di Mangunan, Kalitirto, Berbah, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengajarkan kesetaraan dan keberagaman. Tidak ada seragam sekolah, tidak ada pagar, dan tidak ada pelajaran agama.
Berikut laporan wartawan Harianjogja.com—jaringan Suara.com, Yogi Anugrah di sekolah yang inspiratif tersebut.
“Ayo oper. Tendang! Golll!”
Teriakan itu berasal dari Marcel, siswa kelas 3B yang bermain bola bersama teman-temannya di lapangan tanah yang tak terlalu besar, saat Matahari pagi mulai meninggi.
“Kalau olahraga pakaiannya bebas, sepatunya juga,” kata Marcel.
Saat itu dia mengenakan sepatu bola berwarna merah dan jersey Manchester United, tim dari Liga Premier Inggris yang disukai ratusan juta orang di seluruh dunia.
Sebenarnya, kata Marcel, tidak hanya saat pelajaran olahraga siswa dan siswi diperbolehkan memakai pakaian bebas. Setiap hari mereka memakai baju dan celana manasuka, asal harus tetap sopan.
“Kecuali hari Senin, harus pakai baju batik,” kata Marcel.
Marcel adalah murid Sekolah Dasar (SD) Kanisius Mangunan, sebuah sekolah di Mangunan, Kalitirto, Berbah, Sleman.
Baca Juga: Majelis Hakim Tolak Eksepsi Mantan Staf Khusus Gubernur Aceh
Sekolah yang berada dalam perkampungan ini tak hanya mengizinkan siswanya berpakaian bebas. Di sekolah ini juga tidak terdapat pagar seperti sekolah pada umumnya.
Ruangan kelasnya merupakan bangunan khas Jawa yang berdiri di tanah kas desa yang disewa oleh yayasan.
“Pagar hanya ada di belakang sekolah, sebab belakang sekolah adalah area rel kereta api,” kata Kepala SD Kanisius Mangunan Eko Adi Sunarso, beberapa waktu lalu.
Sekolah ini, kata Eko, awalnya berdiri di bawah naungan Yayasan Kanisius sejak 1964. Namun, sekolah ini terancam tutup sebab jumlah murid terus menurun dari tahun ke tahun.
Melihat situasi seperti itu, Romo Mangun—Yusuf Bilyarta Mangunwijaya—dikenal sebagai rohaniwan, budayawan, arsitek, penulis, aktivis dan pembela wong cilik berkeinginan untuk mengambil alih sekolah ini.
Pada 1994, akhirnya sekolah ini diambil alih oleh Yayasan Dinamika Edukasi Dasar milik Romo Mangun dan bermitra bersama Yayasan Kanisius dan Grasindo milik Gramedia.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Kemensos Siapkan Jaminan Hidup Korban Bencana Sumatra Selama 3 Bulan
-
Kubu Roy Suryo Ungkap Detik-detik 'Penyusup' Kepergok Masuk Ruang Gelar Perkara Kasus Ijazah Jokowi
-
Prabowo Kunjungan di Sumatra Barat, Tinjau Penanganan Bencana dan Pemulihan Infrastruktur
-
Viral Tumpukan Sampah Ciputat Akhirnya Diangkut, Pemkot Tangsel Siapkan Solusi PSEL
-
KPK Buka Peluang Periksa Istri Ridwan Kamil di Kasus Korupsi Bank BJB, Sebut Perceraian Tak Pengaruh
-
Membara Kala Basah, Kenapa Kebakaran di Jakarta Justru Meningkat Saat Hujan?
-
Keroyok 'Mata Elang' Hingga Tewas, Dua Polisi Dipecat, Empat Lainnya Demosi
-
Disebut-sebut di Sidang Korupsi Chromebook: Wali Kota Semarang Agustina: Saya Tak Terima Apa Pun
-
Kemenbud Resmi Tetapkan 85 Cagar Budaya Peringkat Nasional, Total Jadi 313
-
Bukan Sekadar Viral: Kenapa Tabola Bale dan Tor Monitor Ketua Bisa Menguasai Dunia Maya?