“Saat itu, sekolah dikhususkan untuk anak-anak sekitar Mangunan yang tidak mampu untuk bersekolah,” ucap Eko.
Menurut dia, Romo Mangun memiliki pandangan bahwa masyarakat adalah sekolah. Ilmu tidak hanya didapat dari sekolah.
Siswa juga bisa menimba pengetahuan yang tidak diajarkan di sekolah dari lingkungan masyarakat. Tanpa pagar-pagar pembatas, akan timbul sikap saling memiliki antara masyarakat dan sekolah.
“Pakaian sekolah yang dibebaskan adalah suatu bentuk penghargaan kami terhadap anak yang memiliki karakter berbeda-beda, jadi murid tidak harus memakai seragam, yang penting rapi dan sopan,” kata Eko.
Sepeninggal Romo Mangun yang wafat pada 1999, sekolah terguncang karena jumlah murid terus berkurang daerah tersebut terus berkembang.
Saat itu, pengelola sekolah harus mendatangi tiap-tiap rumah warga untuk mencari murid. Akhirnya pada 2003, yayasan memutuskan membuka sekolah untuk umum.
“Jadi sekolah dibuka untuk publik, tetapi prioritas yang diterima tetap warga Mangunan dan yang tidak mampu.”
Sekolah akhirnya berkembang dan animo masyarakat luas semakin besar. Saat ini SD kanisius memiliki 253 siswa dengan jumlah 11 guru kelas dan lima guru bidang studi.
“Sampai sekarang, sekolah masih menerapkan konsep pendidikan yang digagas oleh Romo Mangun,” ucap Eko.
Baca Juga: Majelis Hakim Tolak Eksepsi Mantan Staf Khusus Gubernur Aceh
Sekolah ini menggunakan sistem subsidi silang. Keluarga yang mampu akan ditawari untuk membantu siswa dari keluarga yang tidak mampu.
“Kami masih memegang teguh tujuan awal sekolah ini didirikan, sekecil apa pun yang uang dibayarkan murid, dia akan kami terima.”
Dengan sistem pendidikan, ruang kelas, dan lingkunamgan sekolah yang bebas dan nyaman, tak jarang siswa yang awalnya malas bersekolah, malah menjadi malas pulang.
“Ada orang tua yang mengeluh karena anaknya susah untuk diajak pulang dari sekolah,” tutur Eko.
Konsep Pendidikan
Secara umum, konsep pendidikan di sekolah ini sama dengan sekolah lainnya. Yang membedakan hanya ada lima tambahan pelajaran: Kotak Pertanyaan, Musik Pendidikan, Matematika Pluspunt, Membaca Buku Bagus, dan Komunikasi Iman.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Kemensos Siapkan Jaminan Hidup Korban Bencana Sumatra Selama 3 Bulan
-
Kubu Roy Suryo Ungkap Detik-detik 'Penyusup' Kepergok Masuk Ruang Gelar Perkara Kasus Ijazah Jokowi
-
Prabowo Kunjungan di Sumatra Barat, Tinjau Penanganan Bencana dan Pemulihan Infrastruktur
-
Viral Tumpukan Sampah Ciputat Akhirnya Diangkut, Pemkot Tangsel Siapkan Solusi PSEL
-
KPK Buka Peluang Periksa Istri Ridwan Kamil di Kasus Korupsi Bank BJB, Sebut Perceraian Tak Pengaruh
-
Membara Kala Basah, Kenapa Kebakaran di Jakarta Justru Meningkat Saat Hujan?
-
Keroyok 'Mata Elang' Hingga Tewas, Dua Polisi Dipecat, Empat Lainnya Demosi
-
Disebut-sebut di Sidang Korupsi Chromebook: Wali Kota Semarang Agustina: Saya Tak Terima Apa Pun
-
Kemenbud Resmi Tetapkan 85 Cagar Budaya Peringkat Nasional, Total Jadi 313
-
Bukan Sekadar Viral: Kenapa Tabola Bale dan Tor Monitor Ketua Bisa Menguasai Dunia Maya?