Suara.com - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menilai kalau mantan kader Gerindra La Nyalla Mattalitti seharusnya ditindak hukum karena mengaku telah menyebarkan hoaks Presiden Joko Widodo atau Jokowi keturunan PKI. Pasalnya, dirinya membandingkan dengan kasus hoaks yang dibuat Ratna Sarumpaet secepat kilat langsung digarap pihak kepolisian.
Fahri membandingkan keduanya sama-sama telah meminta maaf atas perbuatannya yang pernah menyebarkan hoaks. Akan tetapi menurut Fahri, permintaan maaf Ratna tidak berlaku di mata hukum.
"Begitulah juga kepada orang lain yang membuat pengakuan yang mengandung unsur pidana. Menuduh dan memfitnah seseorang keturunan PKI tanpa dasar harusnya dipenjara bukan dimaafkan," cuit Fahri dalam akun Twitter pribadinya @Fahrihamzah pada Kamis (13/12/2018).
Menurut Fahri dengan adanya pemandangan tersebut, justru membuat seluruh pihak jadi curiga ada maksud terselubung dari La Nyalla yang tiba-tiba menyebrang ke kubu Jokowi. Padahal saat Pilpres 2014 lalu, La Nyalla sempat mengaku kalau dirinya terlibat dalam penyebaran hoaks Jokowi PKI serta keturunan Cina.
"Ketidakmauan menghukum pengakuan pidana pada satu kubu dan penghukuman di kubu lain adalah tindakan yang mengundang kecurigaan bahwa pengakuan ini hanyalah sandiwara untuk membebaskan diri dari masalah lain. Hukum harus tegak sama!" ujarnya.
Oleh sebab itu Fahri berpesan kepada Jokowi untuk tidak terlalu gembira melihat mantan musuhnya tiba-tiba malah banting stir mendukungnya di Pilpres 2019. Dirinya menilai La Nyalla hanya ingin berlindung dari tindakan hukum atas perbuatannya.
"Pak Jokowi harusnya jangan senang dibela oleh orang yang punya kepentingan dan masalah terutama dalam hukum. Sebab itu adalah metode pembusukan yang efektif," ujarnya.
"Kubu sebelah berhasil membersihkan dari dari penjahat. Loh kok kubu sini malah sedang euphoria terima mantan?" pungkasnya.
Baca Juga: Curhat Rocky Gerung dari Simpatik Hingga Geram dengan Ratna Sarumpaet
Berita Terkait
-
Kubu Jokowi Minta La Nyalla Jangan Serang Prabowo - Sandiaga dengan Hoaks
-
Disebut Sudah Taubat, La Nyalla Bakal Kampanyekan Jokowi di Madura
-
Sudah Tobat, Kubu Jokowi Tak Bakal Tuntut La Nyalla
-
3 Fitnah La Nyalla Mattalitti yang Bikin Jokowi Gerah Banget
-
Prabowo Ditantang La Nyalla Jadi Imam Salat dan Baca Al Fatihah
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional