Suara.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) merilis hasil analisis investigasi penyebab karamnya KM Lestari Maju pada Juli lalu. Gelombang air laut setinggi 3 meter menjadi penyebab kapal tersebut kemudian tenggelam di perairan Selayar, Sulawesi Selatan.
Investigator Pelayaran KNKT Bambang Safari Alwi menjelaskan bahwa gelombang air itu menampar arah samping kiri kapal dan langsung menyerbu geladak kapal utama melalui bukaan-bukaan yang ada pada sisi lambung kapal dan juga dari pintu rampa yang tidak kedap.
Air laut yang masuk ke area kapal tersebut tidak bisa terbuang dengan cepat dikarenakan kapal tidak memiliki lubang pembebasan (freeing port) di geladak utama.
"Sehingga menyebabkan air laut terakumulasi disebelah kiri sehingga kapal miring ke kiri," kata Alwi saat konferensi pers di Gedung KNKT Pusat, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Kamis (20/12/2018).
Selain itu, miringnya kapal pun didukung oleh kendaraan yang terparkir tanpa diikat sehingga mempercepat kapal tersebut menjadi miring. Ketika kapal sudah dalam kondisi miring 15 derajat ke kiri, gelombang air laut sudah mencapai geladak atas.
"Nakhoda memutuskan mengkandaskan kapal ke pinggiran pantai yang terdekat untuk menghindari kapal terbalik dan tenggelam," pungkasnya.
KM Lestari Maju tenggelam saat berlayar dari Pelabuhan Bira, Kabupaten Bulukumba ke Pelabuhan Pamatata, Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan, Selasa (3/7/2018). Atas kejadian ini Polda Sulawesi Selatan mentetapkan dua tersangka, yakni nakhoda KM Lestari Maju, Agus Susanto dan perwira Syahbandar Pelabuhan Bira, Kabupaten Bulukumba, Kuat Maryanto.
Keduanya dinilai lalai menjalankan tugas sehingga mengakibatkan kapal tersebut karam dan menewaskan 36 orang penumpang.
Baca Juga: KNKT: Kami Tak Menyatakan Lion Air JT 610 Tak Laik Terbang
Berita Terkait
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
-
Danantara 'Wajibkan' Menkeu Purbaya Ikut Rapat Masalah Utang Whoosh
-
Viral Biaya Tambahan QRIS Rp500: BI Melarang, Pelaku Bisa Di-Blacklist
-
Harga Minyak Dunia Merosot Imbas Stok AS Melonjak
-
Kiper Muda Rizki Nurfadilah Korban TPPO: Disiksa hingga Disuruh Nipu Orang China
Terkini
-
10 Wisata Alam Jember untuk Libur Akhir Tahun, dari Pantai Eksotis hingga Situs Megalitik
-
Adian Napitupulu Siap Temui Purbaya Bawa Data: Milenial-Gen Z Justru Suka Produk Thrifting
-
Ketua BGN Tak Masalah Anak Wakil Ketua DPRD Sulsel Punya 41 SPPG: Siapa yang Mampu Silakan Bangun
-
Ijazah Asli Jokowi Terungkap Ada di Polda Metro, Jadi Barang Bukti Kasus Apa?
-
Berkas Kasus Pencemaran Nama Baik Ridwan Kamil Dilimpahkan ke Jaksa, Kapan Lisa Mariana Disidang?
-
Viral Petugas Selipkan Bonus Rp5 Ribu di Ompreng Siswa, Ketua MBG: Itu Kreativitas
-
Nasib Bangunan Mewah Rafael Alun di Kebayoran Baru: Aset Rp19,7 M Diserahkan KPK ke Kejagung
-
Walk Out dari Audiensi Reformasi Polri, Refly Harun: Kalau Roy Suryo Keluar, Kami Juga Keluar!
-
Kasus Pencemaran Nama Baik, Berkas Perkara Selebgram Lisa Mariana Dilimpahkan ke Jaksa
-
Jatuhnya Rafael Alun: Harta Karun Pejabat Pajak Terbongkar, Rp40,5 Miliar Kini Milik Negara