Kedua aksi tersebut sesungguhnya merupakan gagasan murni Ustadz Al-Khaththath yang didiskusikan dengan saya, diamini oleh politbiro, dan disampaikan kepada HRS. Kebetulan Ustadz Al-Khaththath meminta dukungan, agar saya turut mendampingi memperkuat argumentasi pentingnya Aksi Bela Islam 212 DPR dan Aksi Bela Islam 313 kepada HRS.
“Alhamdulillah, kebetulan Antum berdua datang ke mari. Cocok sekali. Ana beberapa hari ini berpikir hal yang sama. Tetapi, Ana kan sudah tak boleh terlibat dalam aksi-aksi seperti itu lagi. Jadi, sebaiknya begini. Ana setuju dengan gagasan itu. Ustadz Al-Khaththath dan Pak Usamah harus duet bersama. Ustadz Al-Khaththath Koordinator Organizing Committee, Pak Usamah Koordinator Steering Committee. Segera undang teman-teman korlap. Nanti Ana kondisikan teman-teman FPI,” pinta HRS.
Saat itu, HRS sepakat yang menjadi ruh perjuangan adalah menggalang persatuan umat, dalam semangat Aksi Bela Al-Quran, Al-Maidah ’51. Apapun partai politiknya, ormasnya, stratanya, gak ada masalah, mari kita memenuhi panggilan jihad fi sabilillah, wa jaahidu fillahi haqqa jihadih, meninggikan kalimat tauhid. Menjalin kembali semangat persaudaraan umat, semangat persatuan umat pada Aksi 212 tahun 2016 dengan memprioritaskan sejumlah agenda tuntutan keumatan.
Karena itu saya all out mendukung gerakan ini. Apapun saya pertaruhkan untuk itu. Bukan saja waktu, tenaga, pikiran, privilege, tetapi juga kucuran dana (maaf, tak bermaksud riya’) yang lumayan besar untuk ukuran seorang wartawan, pengusaha pers. Tetapi tak masalah! Karena yang saya bela adalah Al-Quran, Allah subhanahu wa ta’ala, BUKAN MANUSIA.
Sebaliknya, saya harus mengatakan secara terbuka, sesuai pengamatan, hati nurani, ilmu pengetahuan dan keyakinan spritualitas saya, sekitar tiga bulan menjelang Reuni 212 tanggal 2 Desember 2018, PA 212 mulai mengerdilkan dirinya sendiri, dalam konteks ruh perjuangan, misi, dengan sekedar menjadikan dirinya sebagai timses MANUSIA, salah satu paslon presiden. Padahal, ruh perjuangan serta baju yang kemudian digunakan PA 212 yang sejak awal sudah besar menjadi sempit.
Ironinya, logika perjuangan yang dibangun dalam menentukan pilihan capres sudah tidak senafas lagi dengan nilai-nilai yang sesungguhnya terkandung dan menjadi ruh kelahiran PA 212 itu sendiri, yakni Bela Al-Maidah 51. Inilah yang sangat mengganjal di hati dan pikiran saya, karena pilihan itu harus kita pertanggung jawabkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala di Yaumil Akhir.
Sekitar satu pekan sebelum Ijtima Ulama 1 digelar oleh GNPF Ulama, sekitar 28 anggota Dewan Penasihat PA 212 diundang berembuk di Hotel Sultan, Jakarta, dipimpin langsung oleh Prof DR H. Amien Rais selaku Ketua Dewan Penasihat. Pada pertemuan sore hari itu Amien Rais didampingi langsung oleh para tokoh Penasehat PA 212 seperti KH Maksoem (alm), KH Cholil Ridwan, KH Abah Raud Bahar, KH Misbachul Anam, Letjen TNI Syarwan Hamid, dan lain-lain.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
Terkini
-
Polisi: Pelaku Ledakan SMAN 72 Pesan Bahan Peledak Online, Kelabui Ortu Pakai Alasan Eskul
-
Kapolri dan Sri Sultan Pimpin Apel Jaga Warga, Perkuat Keamanan Berbasis Komunitas di DIY
-
Grebek Jaringan Online Scam, Otoritas Myanmar Tangkap 48 WNI
-
Prabowo dan Dasco Bertemu di Istana: Bahas Kesejahteraan Ojol hingga Reforma Agraria
-
Bobby Nasution Tak Kunjung Diperiksa Kasus Korupsi Jalan, ICW Curiga KPK Masuk Angin
-
Kontroversi 41 Dapur MBG Milik Anak Pejabat di Makassar, Begini Respons Pimpinan BGN
-
Buntut Putusan MK, Polri Tarik Irjen Argo Yuwono dari Kementerian UMKM, Ratusan Pati Lain Menyusul?
-
Halim Kalla Diperiksa 9 Jam Terkait Korupsi PLTU Mangkrak Rp1,35 Triliun
-
Cegah Lonjakan Harga Jelang Nataru, Prabowo Minta Ganti Menu MBG dengan Daging dan Telur Puyuh
-
Cegah Inflasi Akibat MBG, Pemerintah Rencanakan Pembangunan Peternakan dan Lahan Pertanian Baru