Suara.com - Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria merespons ucapan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang meminta seluruh pihak tak mengganggu Koalisi Indonesia Adil dan Makmur bukanlah mengada-ada. Sebab, Riza menilai permintaan itu disampaikan SBY itu lantaran sudah ada pihak yang dianggap berusaha menyenggol kubunya menjelang Pilpres 2019.
Dia juga meminta agar gangguan yang disebutkan SBY tidak dianggap sepele terutama oleh aparat penegak hukum.
"Seorang yang cerdas, berintegrasi, memiliki jaringan luas seperti pak SBY menyampaikan jangan ganggu kami berarti ada yang mengganggu, berarti ada potensi gangguan sehingga pak SBY sampai mengingatkan, sampai menyampaikan seperti itu," jelas Riza di kawasan Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (22/12/2018).
Namun, Riza tidak bisa menjelaskan secara gamblang adanya gangguan yang dimaksudkan SBY. Dia hanya mencontohkan salah satuya yakni kasus ratusan perobekan baliho serta bendera partai Demokrat di Pekanbaru, Riau beberapa waktu lalu.
"Ini bukan soal orang dibayar atau cari uang receh, ini ada kepentingan tertentu, ada yang memerintahkan, ada kepentingan-kepentingan sehingga pak SBY sampai kecewa dan tentu sampai marah," kata dia.
Sebelumnya, SBY menegaskan, partai-partai koalisi pendukung Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto – Sandiaga Uno akan menggunakan masa kampanye sesuai kebutuhan konstituen.
Kami ingin berjuang baik-baik akan menjalankan poltik dan kampanye pemilu, sebagaimana yang dijalankan konstitusi, UU, sistem dan peraturan yang berlaku," kata SBY seusai bertemu Prabowo di kediamannya, Jalan Mega Kuningan Timur, Jakarta Selatan, Jumat (21/12/2018).
Oleh karena itu, SBY meminta kepada siapa pun untuk tidak menyerangnya, Prabowo, dan partai-partai koalisi memakai isu tak substansial.
"Tolong kami jangan diganggu, karena kami tidak akan mengganggu siapa pun," ujarnya.
Baca Juga: Satgas Anti Mafia Bola Usut Praktek Suap Libatkan Klub Sepak Bola Daerah
Berita Terkait
-
Anggap Pencitraan Jokowi, Gerindra: Sama Saja, Kita Dibodohi soal Freeport
-
DPR: Pelimpahan Kewenangan BP Batam Langgar UU, Ini Bahaya, Kami Protes
-
Heboh Warga Protes Pencopotan Spanduk Prabowo, Ini Kata Walikota Semarang
-
Nilai Kemanusiaan Gus Dur Diharapkan Hidup dalam Kontestasi Pilpres
-
Bertemu Prabowo, SBY Kritik Pers Hanya Sajikan Sensasional Selama Pilpres
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional