Suara.com - Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Djoko Santoso mengklaim tidak khawatir menghadapi acara debat Capres-Capres yang akan rencananya digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada pertengahan Januari 2019 mendatang.
Tema yang diangkat dalam acara debat akan disuguhkan ke masing-masing kandidat ialah soal Hukum, HAM, Terorisme dan Korupsi.
Jika menyangkut HAM, Prabowo merupakan salah satu kandidat capres yang memiliki catatan hitam karena dianggap terlibat dalam isu-isu pelanggaran HAM masa lalu. Berdasarkan rekam jejaknya di intitusi TNI, rentetan pelanggan HAM yang dilakukan Prabowo di antaranya penculikan aktivis dan tragedi kerusuhan Mei 1998.
"Enggak (khawatir)," kata Djoko dalam acara bertajuk 'Ngobrol Bersama Djoksan' di Bos Cafe, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (27/12/2018).
Djoko merasa aneh isu pelanggaran HAM itu sengaja dihembuskan kembali kepada Prabowo saat maju sebagai Capres di Pilpres 2019. Justru, katanya saat Prabowo mendampingi Megawati Soekarnoputri di Pilpres 2009 lalu, isu pelanggaran HAM itu tak sama sekali terdengar.
"HAM itu daur ulang, dulu waktu Pak Prabowo jadi cawapresnya Bu Megawati tidak diserang. Lolos-lolos saja. Sekarang yang diperhatikan Pak Prabowo dituduh melanggar HAM dalam kurun waktu peralihan," ujarnya.
Djoko juga menambahkan kalau tuduhan Prabowo melakukan pelanggaran HAM itu hanya mencuat saat Indonesia masih pada saat transisi dari Orde Baru ke Reformasi.
"Jadi itu pasti akan keluar, sudah pastilah. Cuma kalau sekarang melanggar HAM, itu lebih berat. Itu tuduhan ke Prabowo saat jaman peralihan. Nah, sekarang ini sudah zaman normal, bahaya kalau ada tuduhan melanggar HAM," pungkasnya.
Baca Juga: Penuhi Janji Jakmania, Anies Segera Bangun Stadion BMW
Tag
Berita Terkait
-
Kubu Prabowo Sepakat Debat Capres - Cawapres Bahas Penanganan Bencana
-
Klaim Didukung Adik Ipar Jusuf Kalla, Tim Prabowo Pede Rebut Suara Sulsel
-
Curhat Prabowo Kala Masuk Daftar Buronan Nomor Satu GAM
-
Cerita Prabowo dan Eks Panglima GAM, Dulu Lawan Sekarang Jadi Kawan
-
Kala Prabowo Kenang Perjuangan Sang Ayah di Aceh
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo
-
Polandia Jadi Negara Eropa Kedua yang Kerja Sama dengan Indonesia Berantas Kejahatan Lintas Negara