Kepada Ummi, Pande hanya berpesan: ”ikhlaskan kepergian bapak untuk berlayar, semoga diberi kelancaran. Tak akan lama, hanya dua atau tiga bulan.”
”Kepadaku, bapak hanya berpesan jangan lupa salat. Pesan itu yang selalu kuingat,” tutur Ummi.
Ummi mengakui, seumur hidup tak bakal melupakan hari Minggu, 28 Oktober itu. Ia sempat mengantarkan sang ayah ke Stasiun Senen, jakarta Pusat.
Kala itu, Ummi juga membawakan jaket dari indekosnya di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, yang dimintakan Pande.
Pande ingin, jaket pemberian Ummi itu lekat pada badannya saat melaut, untuk menahan hawa dingin dan pula hawa rindu keluarga.
"Bapak senang banget waktu itu. Dia bilang jaketnya pas di badan. Sebelum naik kereta, seperti biasa, aku menjabat tangan dan mencium bapak. Itulah di mana aku terakhir ketemu bapak.”
Kini, sudah lebih dua bulan Pande tak pulang. Kapalnya tak sempat menanam jangkar.
Laut menyimpan Pande, sementara Ummi menginginkan sang ayah kembali.
”Aku hanya ingin melihat bapak lagi.”
Baca Juga: Haris Azhar: Sosok Pelanggar HAM Ada di Kubu Jokowi dan Prabowo
***
Paras Taher Saleh menunjukkan kesedihan pada Sabtu sore, 24 November 2018, saat baru saja menerima kabar pasti bahwa kapal tempat ayahnya berada, tenggelam dua hari sebelumnya.
Delapan anak buah kapal itu selamat. Tapi Pande Saleh (67), ayah Taher, yang merupakan Kepala Kamar Mesin Kapal Multi Prima I, masih belum ditemukan.
Hingga kekinian, Pande Saleh dan lima kru kapal yakni Tarsisius D Atulolong (Nakhoda), Philipus Kopong, Sony Kansil, Sutrisno, dan Syamsul Syahdan masih dinyatakan hilang.
Tim SAR Mataram sempat melancarkan operasi pencarian di wilayah Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Taher, sehari setelah menerima informasi itu, juga bertolak ke Mataram untuk mencari tahu perkembangan pencarian ayahnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Danantara 'Wajibkan' Menkeu Purbaya Ikut Rapat Masalah Utang Whoosh
-
Viral Biaya Tambahan QRIS Rp500: BI Melarang, Pelaku Bisa Di-Blacklist
-
Harga Minyak Dunia Merosot Imbas Stok AS Melonjak
-
Kiper Muda Rizki Nurfadilah Korban TPPO: Disiksa hingga Disuruh Nipu Orang China
-
10 Mobil Bekas Pilihan Terbaik buat Keluarga: Efisien, Irit dan Nyaman untuk Harian
Terkini
-
Visi 4 Tahun Prabowo: Bangun RS Canggih di Tiap Kabupaten, Kuliah Dokter Gratis
-
BGN: Program MBG Tak Bisa Dikorupsi, Uangnya Tidak akan Keluar
-
Khawatir Diberangus, Pedagang Thrifting Mengadu ke DPR dan Minta Dilegalkan
-
Setyo Budiyanto Berharap Apa yang Menjadi Kewenangan KPK Tidak Berubah dengan Adanya UU KUHAP Baru
-
Inisiatif Jokowi, Diresmikan Prabowo: RS KEI Surakarta Siap Kurangi Pasien Berobat ke Luar Negeri!
-
Fakta Baru Mayat di Cikupa: Diduga Tewas Sepekan, Dibungkus Plastik dan Karung
-
'Tangan Ikut Berlumuran Darah', Alasan Sipil ASEAN Tolak Komnas HAM Myanmar di Forum Jakarta
-
Saksi Beberkan Proses Penyewaan Kapal Angkut Minyak Mentah Pertamina
-
Soroti Tragedi SMAN 72 Jakarta dan SMPN 19 Tangsel, FSGI: Sekolah Lalai, Aturan Cuma Jadi Kertas!
-
Mayat Membusuk Terbungkus Plastik Ditemukan di Kebun Pisang Cikupa, Polisi Buru Identitas Korban