Suara.com - Rombongan bule yang sempat viral karena nekat masuk ke kawasan Gunung Anak Krakatau (GAK) sulit terdeteksi. Namun diduga, sekelompok orang asing itu menuju gunung api di Selat Sunda melalui kawasan wisata Anyer atau Carita.
Itu karena rombongan bule yang diduga lebih dari lima orang itu tidak terdeteksi dari wilayah Lampung. Hal ini diungkapkan oleh Umar, salah seorang guide yang biasa mengantar wisatawan ke kawasan Gunung Anak Krakatau.
“Ada dua alternatif (pemberangkatan menuju Gunung Anak Krakatau), ada yang dari Lampung atau dari Anyer-Carita. Biasanya kalau kayak begitu dari Anyer-Carita, kalau dari Lampung terdeteksi dengan kita perahu boatnya," ujar Umar seperti dilansir dari Bantennews.co.id, Selasa (22/1/2019).
Umar juga mengaku melihat ada kapal boat keluar dari Pulau Sabesi.
"Memang kemarin saya lihat itu ada boat keluar dari Pulau Sebesi sekitar tanggal 17-18 Januari, saya lihat kok ada boat apakah dari Krakatau?. Kayaknya bukan hanya bule itu aja sih yang sudah menginjakkan kaki di situ. Soalnya itu (pemberangkatan) dari Carita, mungkin baru ketahuan bule itu aja yang menginjakkan kaki di sana," terangnya.
Dia menyatakan, bahwa sejak ada tsunami memang pendapatan para guide menurun drastis. Apalagi saat ini status Gunung Anak Krakatau belum juga dicabut. Sehingga dimungkinkan ada guide nakal yang tidak mengindahkan instruksi pemerintah. Di mana ada larangan mendekati Gunung Anak Krakatau radius 5 kilometer.
"Enggak mungkin bule itu menginjakkan kaki ke Gunung Anak Krakatau kalau nggak ada yang nge-guide-in, mungkin guide-nya juga nggak asal. Pastinya takut dengan selebaran dari Badan Geologi. Makanya mencari guide yang nyelonong," ucapnya.
Dia berharap pemerintah bisa segera menurunkan level status Gunung Anak Krakatau sehingga para guide bisa mencari nafkah tanpa harus kucing-kucingan dengan aparat.
"Sekarang guide-guide wisata Gunung Anak Krakatau sangat menjerit. Menurut saya Gunung Anak Krakatau itu memang sudah aman kok, tapi kenapa dari pemerintah belum menurunkan statusnya," imbuh dia.
Baca Juga: Dihamtam Ombak Tinggi, Kapal Tongkang Lepas Kendali, 16 Pekerja Terjebak
Berita Terkait
-
Bule Nekat ke Gunung Anak Krakatau Diduga Masuk dari Pulau Sabesi
-
Heboh, Serombongan Bule Nekat Mendaki Gunung Anak Krakatau
-
Kuasa Tuhan, Bayi Usia 45 Hari Selamat dari Tsunami Setelah 11 Jam Hilang
-
Sempat Hilang 11 Jam, Bayi Ditemukan Selamat dalam Tsunami Selat Sunda
-
Gempa 5 SR Guncang Perairan Selat Sunda
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
Terkini
-
Sopir Angkot Cegat Mikrotrans JAK41 di Velodrome, Dishub DKI Janji Evaluasi Rute
-
Ratusan Warga Prasejahtera di Banten Sambut Bahagia Sambungan Listrik Gratis dari PLN
-
Hasto PDIP: Ibu Megawati Lebih Pilih Bendungan dan Pupuk Daripada Kereta Cepat Whoosh
-
Putri Zulkifli Hasan Sambut Putusan MK: Saatnya Suara Perempuan Lebih Kuat di Pimpinan DPR
-
Projo Tetapkan 5 Resolusi, Siap Kawal Prabowo hingga 2029 dan Dukung Indonesia Emas 2045
-
Budi Arie Bawa Gerbong Projo ke Gerindra? Sinyal Kuat Usai Lepas Logo Jokowi
-
Cinta Terlarang Berujung Maut, Polisi Tega Habisi Nyawa Dosen di Bungo
-
Dua Tahun Lalu Sakit Berat, Kini Adies Kadir Didoakan Kembali di Majelis Habib Usman Bin Yahya
-
Makna Arahan Mendagri Tito Karnavian Soal Dukungan Pemda Terhadap PSN
-
Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII Wafat, Akhir Perjalanan Sang Pemersatu Takhta Mataram