Suara.com - Anggota Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto – Sandiaga Uno, Ferdinand Hutahaean menilai Kementerian Pemuda Olahraga yang mengimbau pengunjung bioskop menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum menikmati film adalah norak.
Pasalnya, menurut Ferdinand, masih banyak cara lain yang bisa ditempuh untuk membangun nasionalisme masyarakat.
Ferdinand menilai surat imbauan Kemenpora yang akhirnya dicabut per Jumat (1/2/2019) tersebut terlalu berlebihan.
Menurutya, Kemenpora harus jeli di mana tempat yang tepat untuk merangsang gairah masyarakat semakin cinta kepada negaranya.
"Saya pikir Kemenpora berlebihan, overacting dalam menasionalkan atau membangun nasionalisme masyarakat kita, caranya tidak seperti ini," kata Ferdinand kepada Suara.com, Jumat.
"Kemenpora ini sebetulnya bukan membangun spirit nasionalisme, tetapi mengganggu ranah-ranah private orang, ya bukan seperti ini caranya," sambungnya.
Ferdinand mencontohkan, cara membangun rasa nasionalisme masyarakat yang tepat misalnya adalah, mencari solusi agar masyarakat tidak melulu mengarahkan kiblatnya ke pihak asing atau malah menjadi budak kapitalisme asing.
"Tidak ada gunanya menyanyikan Indonesia Raya kalau pemerintahnya sendiri menjadikan sebagai budak kapitalis asing, ini tidak baik sama sekali," ujarnya.
"Jadi cara yang ditempuh oleh Kemenpora ini cara-cara yang norak dan tidak tepat.”
Baca Juga: Usai Diperkosa, Gadis Muda Dendam Bakar Rumah dan Pemerkosanya Hingga Tewas
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional