Suara.com - Wakil Ketua DPR Fadli Zon menilai pemberian penghargaan Kemerdekaan Pers kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi merupakan sebuah ironi. Pasalnya penghargaan itu diberikan oleh Dewan Pers kepada Jokowi ditengah maraknya fenomena ‘blackout’ pemberitaan.
Melalui akun Twitternya, @fadlizon, Fadli mengungkapkan keprihatinan terhadap kemerdekaan pers di Indonesia. Pemberian penghargaan oleh Dewan Pers untuk Jokowi ini seharusnya membuat insan pers merasa prihatin.
“Pemberian penghargaan Kemerdekaan Pers kepada @jokowi pada puncak peringatan Hari Pers Nasioal yang diselenggarakan di Surabaya hari ini, 9 Februari 2019, sangat ironis. Ini seharusnya membuat insan pers merasa prihatin @HariPersNasional2019,” tulis akun @fadlizon sebagaimana dikutip Suara.com, Minggu (10/2/2019).
Fadli menyoroti pemberian remisi terhadap otak pembunuhan wartawan Radar Bali yang membuat banyak orang marah. Menurut dia, pemberian penghargaan lebih kepada upaya menyanjung pemerintah.
Padahal seharusnya, tugas insan pers adalah sebagai pilar keempat yang mengawasi pemerintahan, bukan menjadi penjilat pada penguasa. Pemberian penghargan Kemerdekaan Pers kepada Jokowi dinilai sangat tidak tepat.
“Penghargaan kepada pak @jokowi itu memang pantas dikritik. Perlukah pers menjilat pada kekuasaan yang seharusnya mereka control dan awasi?” lanjut Fadli.
Dalam perayaan Hari Pers Nasional, Fadli berharap agar insan pers dan perusahaan media dapat memperbaiki diri dan menjaga kualitas pemberitaan sehingga mampu menyajikan fakta yang berimbang. Sebab, tugas utama insan pers adalah penyambung lidah publik.
“Pada Hari Pers Nasional ini, kita berharap agar pers di tanah air bisa mengingat kembali khittahnya sebagai ‘fourt estate’ alias pilar keempat demokrasi. Hari ini, ancaman terbesar terhadap kemerdekaan pers ungkin tak berasal dari penguasa melainkan dari sikap partisan insan per situ sendiri,” ungkap Fadli.
Untuk diketahui, Dewan Pers memberikan medali Kemerdekaan Pers kepada Presiden Jokowi dalam puncak Hari Pers Nasional (HPN) di Surabaya, Jawa Timur pada Sabtu (9/2/2019). Penghargaan itu diberikan lantaran Jokowi dianggap tidak pernah mencederai kebebasan pers di Indonesia selama masa jabatannya.
Baca Juga: Seorang Warga Hilang Terseret Banjir di Kota Bandung
Berita Terkait
-
Jokowi Bilang Pemimpin Bangsa Harus Punya Pengalaman Pimpin Keluarga
-
Jokowi ke Alumni Trisakti: Saya Bukan Pelanggar HAM atau Diktator
-
Jokowi: Saya Dulu Lahir di Pinggir Kali Tapi Tak Pernah Mengeluh
-
Alumni Trisakti Putar Film Reformasi 1998, Soeharto dan Prabowo disoraki
-
Jelang Debat Kedua Pilpres, KPU Rahasiakan Semua Pertanyaan
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf