Suara.com - Anggota DPR RI Arteria Dahlan meminta langsung kepada Kapolres Tulungagung AKBP Tofik Sukendar agar menahan oknum Kepala Diskominfo Tulungagung, Jawa Timur yang diduga kuat sebagai otak di balik penyebaran kabar bohong (hoaks) di media sosial atas nama akun Puji Ati.
"Ya, saya mohon kepada Bapak Kapolres untuk bertindak tegas dan menahan para pelaku yang terlibat, termasuk 'master mind' di balik penyebaran hoaks di wilayah Tulungagung selama ini," kata Arteria Dahlan di Tulungagung, Sabtu (23/2/2019).
Ia menyatakan, isu itu dia lontarkan langsung sehari sebelumnya, saat melakukan kunjungan kerja di Pendopo Kabupaten Tulungagung.
Saat itu selain bertemu Plt Bupati Tulungagung Maryoto Bhirowo, acara bertema kunjungan kerja Komisi III DPR RI itu juga dihadiri jajaran forum pimpinan daerah setempat, termasuk Kapolres Tulungagung AKBP Tofik Sukendar, serta jajaran pejabat OPD (organisasi perangkat daerah).
Arteria secara khusus menyinggung kasus Puji Ati. Nama akun di medsos yang sempat populer di kalangan warganet wilayah Tulungagung dan sekitar karena acapkali memuat konten-konten informasi seputar tuduhan korupsi, kecurangan aparat hukum dan berbagai isu provokatif lainnya.
Setahun melakukan penelusuran dan pengembangan penyelidikan, tim siber Polres Tulungagung berhasil mengungkap kasus itu dan menangkap seorang difabel Rohmad Koerniawan yang diidentifikasi sebagai pelaku tunggal admin Puji Ati.
Saat membahas isu Puji Ati inilah Arteria Dahlan menyebut gamblang nama kepala OPD yang disebutnya sebagai otak, penyandang dana serta penyuplai data lainnya atas produksi hoaks tersebut.
"Siapa penyandang dananya bapak (Kapolres) cek ada nggak yang namanya Tranggono Diskominfo panggil dulu, Bambang Lomo panggil dulu," ujar Arteria Dahlan.
Arteria bahkan meminta semua nama yang disebutnya untuk diseret ke pengadilan. Kasus Puji Ati menurut Arteria sudah mencederai jati diri masyarakat Tulungagung. Apalagi postingan Puji Ati menggunakan bahasa-bahasa yang cenderung dianggap kasar dan berisi narasi yang membangun perpecahan.
Baca Juga: Aksi Penyelundupan Burung dan Monyet Langka ke Malaysia Terbongkar di Jambi
"Ada penyuplainya, ada pemesannya ternyata. Dengan memesan ini bisa menyerang kehormatan orang lain," katanya pada jurnalis. Arteria menegaskan agar pihak Kepolisian bertindak tegas terhadap orang-orang yang terkait Puji Ati, agar masyarakat bijak dan berhati-hati menggunakan media sosial. "Kalau kita betul-betul serius, saya mohon pada Kapolres, yang nama-nama kemarin penyuplainya tahan saja dulu," kata Arteria.
Dikonfirmasi terpisah, Kapolres Tulungagung AKBP Tofik Sukendar menyikapi permintaan anggota Komisi III itu berjanji akan menindaklanjutinya.
"Apabila ada unsur yang mengarah ke hal tersebut kita lanjutkan pemeriksaan," katanya. Kapolres Tofik melanjutkan, tidak ada kendala dalam pengungkapan kasus Puji Ati ini. Saat ini masih diperdalam keterangan-keterangan yang sudah diperoleh pihak kepolisian.
"Kami mengarah ke pihak-pihak lain yang mungkin ada kaitanya," katanya.
Belum ada konfirmasi maupun klarifikasi dari pihak Kepala Diskominfo Tulungagung Tranggono maupun Bambang Lomo atas tudingan keterlibatan mereka dalam kasus Puji Ati, sebagaimana sempat diungkap anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan.
Beberapa kali ponsel Tranggono dihubungi namun tidak ada nada sambung.
Berita Terkait
-
Mahfud MD Sebut Ada Produsen Hoaks, Mabes Polri: Mari Kita Buktikan
-
Polisi: Pesan Berantai Soal Perluasan e-TLE Hoaks
-
Mahfud MD Sebut Ada Produsen Hoaks untuk Kacaukan Pemilu 2019
-
Studi di Jabar: Orang yang Sering Akses Internet Lebih Gemar Sebar Hoaks
-
Jokowi Singgung Lahan Prabowo, BPN: Negara Memproduksi Hoaks
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Mardiono Tanggapi Munculnya Calon Ketum Eksternal: PPP Punya Mekanisme dan Konstitusi Baku
-
Dirut BPR Jepara Artha Dkk Dapat Duit hingga Biaya Umrah dalam Kasus Kredit Fiktif
-
Muncul ke Publik Usai Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Eko Purnomo: Maaf Bikin Khawatir
-
KPK Wanti-wanti Kemenkeu soal Potensi Korupsi dalam Pencairan Rp 200 Triliun ke 5 Bank
-
Mendagri Jelaskan Pentingnya Keseimbangan APBD dan Peran Swasta Dalam Pembangunan Daerah
-
Dukungan Mengalir Maju Calon Ketum PPP, Mardiono: Saya Siap Berjuang Lagi! Kembali PPP ke Parlemen!
-
KPK Beberkan Konstruksi Perkara Kredit Fiktif yang Seret Dirut BPR Jepara Artha
-
Peran Satpol PP dan Satlinmas Dukung Ketertiban Umum dan Kebersihan Lingkungan Diharapkan Mendagri
-
Jadilah Satpol PP yang Humanis, Mendagri Ingatkan Pentingnya Membangun Kepercayaan Publik
-
Sempat Copot Kepsek SMPN 1, Wali Kota Prabumulih Akui Tak Bisa Kontrol Diri