Suara.com - Masih segar dalam ingatan Hashim Djojohadikusumo bagaimana peristiwa tujuh tahun silam yang ia alami tatkala ditunjuk kakaknya Prabowo Subianto agar segera menghubungi Joko Widodo atau Jokowi melalui sambungan telepon.
Prabowo bersama Hashim yang berada di satu barisan Partai Gerindra saat itu tengah duduk bersama memikirkan siapa kiranya kandidat kuat yang bisa diusung untuk menantang calon gubernur petahana Fauzi Bowo dalam Pilkada DKI Jakarta 2012 lalu. Siapa sangka Prabowo yang tidak hapal nama namun ingat, mengisyaratkan nama seseorang kepada Hashim, yang belakangan diketahui yang dimaksud ialah Wali Kota Surakarta kala itu yakni Jokowi.
Prabowo teringat akan sosok wali kota dari bagian Tengah Pulau Jawa yang dikenal dengan kesederhanaan dan citra merakyatnya kala itu. Adanya minat Jokowi untuk memangku kursi kekuasan gubernur di Ibu Kota, membuat Prabowo tertarik.
"Ini kenyataan loh, Pak Prabowo lupa nama wali kota Solo Surakarta. Temen mu itu Shim siapa namanya Wali Kota Solo? Oh temen saya Jokowi, Joko Widodo. Ya iya, iya itu dia, dia, Pak Prabowo bilang saya denger dia berminat mau jadi calon gubernur DKI. Saya bilang setahu saya dia mau jadi calon gubernur Jawa Tengah, saya jawab," tutur Hashim dalam video di channel Youtube Reactips Indonesia seperti dikutip Suara.com, Selasa (12/3/2019).
Hashim yang merasakan hasrat Prabowo untuk mengusung orang nomor satu di Surakarta kala itu untuk menjadi gubernur, kemudian langsung menghubungi Jokowi. Hashim seolah menjadi kepanjangan tangan Prabowo untuk merangkul Jokowi.
Tak butuh waktu lama, Hashim lantas segera menelepon Jokowi untuk menanyakan kembali minatnya berkantor di Merdeka Selatan. Namun keinginan pribadi Jokowi tersebut ternyata belum selaras dengan PDI Perjuangan yang menjadi partai pengusungnya di Surakarta.
PDI Perjuangan, dikatakan Jokowi, saat itu cenderung menaruh pilihan dan dukungannya kepada Fauzi Bowo yang maju kembali dalam perebutan kursi Gubernur DKI Jakarta untuk kali kedua.
Mendengar hal itu, Hashin lantas menawarkan diri untuk bertemu dengan Jokowi secara langsung guna membahas Pilkada DKI Jakarta 2012 bersama Prabowo.
"Minggu berikutnya kami bertiga Pak Jokowi, saya, sama Pak Prabowo bicara, ketemu. Terus Pak Prabowo tawarkan ke Pak Jokowi, Pak Hashim yang rekomendasikan Bapak. Kalau bapak mau maju kami bisa dukung enam kursi tapi kan harus ada PDIP, Gimana PDIP?" tanya Prabowo ke Jokowi.
Baca Juga: Padang Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,8
"Nampaknya PDIP mau tetap dukung Pak Fauzi Bowo kata Pak Jokowi," ujar Hashim mengulang jawaban Jokowi atas pertanyaan Prabowo.
Mendengar jawaban Jokowi yang menyatakan PDI Perjuangan masih enggan mengusung kader partainya menjadi calon DKI 1, Prabowo kemudian menemui Megawati Soekarnoputri selaku ketua umum partai berlambang banteng itu. Adapun kedatangan Prabowo itu untuk 'merayu' Megawati dari pilihan sebelumnya Fauzi Bowo agar beralih ke Jokowi.
"Yang bener setelah itu Pak Prabowo mendesak Ibu Mega untuk menunjuk, mengusung Pak Jokowi. Itu Pak Prabowo yang mendesak dan akhirnya meyakinkan Ibu Mega untuk dukung," ujar Hashim.
"Pada awalnya Ibu Mega tidak mau dukung, tidak mau dukung Pak Jokowi, tidak mau dukung Jokowi tetap mau dukung Fauzi Bowo. Ini sejarah loh pak ini benar, ini kebenaran. Makanya kalau ada yang mau rekam silakan," sambung Hashim.
Peran Hashim dalam pencalonan Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2012 sangat vital. Ia bukan hanya menjadi kepanjangtanganan Prabowo, namun ia juga yang menjadi penyandang dana kampanye utama untuk keduanya.
"Setoran beliau saya yang bikin, saya yang bikin rekening gabungan Jokowi-Ahok itu saya yang bikin di cabang Mandiri di Mid Plaza. Kalau mau lihat ada, saya yang bikin dan setoran pertama satu miliar itu dari saya karena beliau bilang beliau tidak ada uang. Dan seterusnya dan seterusnya sampai dia menang," ungkap Hashim.
Tag
Berita Terkait
-
2.542 Ton Aspal Karet Akan Digunakan untuk Bangun 93,66 Km Jalan Nasional
-
Menteri PUPR Sampaikan 3 Kunci Utama Agar Indonesia Maju dari Jokowi
-
Ini Alasan Dorna Restui MotoGP Indonesia 2021
-
MotoGP Indonesia: Bangun Sirkuit ITDC Gandeng Vinci, Dimulai September
-
Ahmad Dhani Ajukan Penangguhan Penahanan, Prabowo Jadi Jaminan
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Akal Bulus Pasutri Polisi Gadungan: Pura-pura Istri Pendarahan, Mobil Sopir Online Lenyap
-
Geger Siswa SMPN 19 Tangsel Tewas Diduga Dibully, Mendikdasmen: Saya Akan Dalami Kasus Ini!
-
Operasi Langit di Cilacap: BNPB 'Halau' Hujan Demi Percepat Evakuasi Korban Longsor
-
Perjalanan Cinta Rugaiya Usman dan Wiranto
-
RUU KUHAP Dikebut Tanpa Suara Publik, Anggota Komisi III DPR Terancam Dilaporkan ke MKD
-
Viral Hewan Ragunan Kurus Diduga Dana Jatah Makan Ditilep, Publik Tuntut Audit
-
Kabar Duka! Istri Wiranto, Rugaiya Usman Meninggal Dunia di Bandung
-
Geger Bayi di Cipayung: Dibuang di Jurang, Ditemukan Hidup dalam Goodie Bag Saat Kerja Bakti
-
Tegas! Pramono Anung Larang Jajarannya Persulit Izin Pembangunan Rumah Ibadah di Jakarta
-
Pramono Bantah Isu Tarif LRT Rp160 Ribu: Jadi Saja Belum