Suara.com - Sosok Katimun, Warga Desa Watu Bonang Probolinggo, menjadi sentral setelah merebaknya isu kiamat yang berakibat eksodusnya 59 warga desa tersebut ke Kabupaten Malang, beberapa waktu lalu.
Saat mengunjungi Pondok Pesantren Miftahul Falahil Mubtadiin Dusun Pulosari, Desa Sukosari Kabupaten Malang, Kapolres Batu AKBP Budi Hermanto, akhirnya menemui Katimun untuk meminta penjelasan kedatangannya bersama puluhan warga desanya.
"Bisa Pak Katimun jelaskan langsung, karena mungkin ada yang salah persepsi, hingga kedatangan Bapak ke sini terkesan ada hasutan atau paksaan," ujar Budi kepada Katimun, seperti dilansir TIMES Indonesia, Kamis (14/3/2019).
Laki-laki yang menjadi pengurus pengajian di Ponorogo tersebut pun akhirnya membantah kalau kedatangannya karena paksaan.
"Karena saya punya jamaah di Ponorogo, akhirnya saya pamitan. Ternyata mereka ikut juga, saya tidak mengajak, mereka ikut sendiri, datangnya secara bertahap menyusul-menyusul begitu,” kata Katimun.
Setelah berdialog dengan Katimun, Budi meninjau dapur dan kemudian menuju ke asrama Putri. Selama lawatan di asrama putri, Budi sempat berdialog dengan beberapa santri putri.
"Kami disini nyaman, kita datang ke sini untuk menuntut ilmu agama," ujar salah satu santriwati.
Dalam kesempatan tersebut, Budi juga memberikan keterangan mengenai data di Polres Batu yang menyebut ada 59 warga dari Ponorogo, dengan rincian 24 kepala keluarga, 16 istri dan anak yang eksodus.
Dikemukakan Budi, kedatangan warga tersebut pun karena kesadaran sendiri.
Baca Juga: Pertamina Kerjasama Penyediaan BBM dengan 6 BUMN
"Kedatangan mereka kesini ini dengan kesadaran sendiri, karena ingin mendalami agama,” kata Budi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Terbaik untuk Lansia: Fitur Canggih, Keamanan dan Kenyamanan Optimal
- 10 Mobil Mini Bekas 50 Jutaan untuk Anak Muda, Sporty dan Mudah Dikendarai
- 5 Tablet RAM 8 GB Paling Murah yang Cocok untuk Multitasking dan Berbagai Kebutuhan
- 6 Motor Paling Nyaman untuk Boncengan, Cocok buat Jalan Jauh Maupun Harian
- Jesus Casas dan Timur Kapadze Terancam Didepak dari Bursa Pelatih Timnas Indonesia
Pilihan
-
OJK Lapor Bunga Kredit Perbankan Sudah Turun, Cek Rinciannya
-
Profil PT Abadi Lestari Indonesia (RLCO): Saham IPO, Keuangan, dan Prospek Bisnis
-
Profil Hans Patuwo, CEO Baru GOTO Pengganti Patrick Walujo
-
Potret Victor Hartono Bos Como 1907 Bawa 52 Orang ke Italia Nonton Juventus
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
Terkini
-
Parlemen Didorong Segera Implementasikan Putusan MK Soal Keterwakilan Perempuan di AKD
-
Usai OTT Bupati, KPK Tahan 3 Tersangka yang Diduga Terima Uang Korupsi Pembangunan RSUD Koltim
-
150 Batalyon Infanteri Teritorial Dibentuk Mulai 2025, Tujuannya untuk Apa?
-
Kasus Dugaan Korupsi Pembiayaan Fiktif Telkom Rugikan Negara Rp464 M, 11 Nama Diseret ke Meja Hijau
-
Kemendagri Minta Pemkot Malang Aktifkan Kembali Siskamling untuk Pemulihan Pasca-Aksi Unjuk Rasa
-
Survei CISA: Masyarakat Puas dengan Kinerja Polri, Bisa Menjadi Simbol Supremasi Sipil
-
Bukan di Tahanan Ayah Tiri Alvaro Kiano Tewas Bunuh Diri di Ruang Konseling, Kenapa Bisa?
-
Misteri Baru Kasus Alvaro Kiano: Ayah Tiri Tewas di Tahanan, Kapolres Jaksel Buka Suara
-
Studi Banding Transportasi di Berlin, Pramono Anung Cari Solusi Macet Jakarta
-
'Suaranya Saya Kenal', Kesaksian Marbot Ungkap Detik-detik Alvaro Dibawa Ayah Tiri Pembunuhnya