Suara.com - Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandi, Mardani Ali Sera menyatakan, isi ceramah dalam video beredar luas di media sosial dan diduga benuansa kampanye hitam dari pendukung Cawapres Ma'ruf Amin merupakan hoaks. Ia meminta aparat penegak hukum untuk mengusut video tersebut.
Hal itu dikatakan Mardani melalui akun Twitter @MardaniAliSera pada Rabu (20/3/2019) pagi. Mardani lantas menyamakan kasus video viral tersebut dengan kasus kampanye hitam yang dilakukan oleh emak-emak di Karawang, Jawa Barat yang videonya juga viral.
"Jika A menang, maka Adzan akan dilarang. Jika B menang, mk tahlil akan di hapus. Ini sama2 hoax yg harus di usut, jgn tebang pilih. Emak2 "adzan" sdh ditangkap. BPN prihatin terhadap hasutan seperti ini. Dan kami tegaskan ini hoax. Kita harus lawan hoax," cuit Mardani seperti dikutip Suara.com.
Sebelumnya, dalam video viral tampak seorang ulama yang tengah memberikan ceramahnya di hadapan sosok mirip Ma'ruf Amin dan pendukung. Diduga isi ceramah tersebut berbau kampanye hitam.
Dalam ceramahnya, ulama tersebut berkata jika Ma'ruf Amin yang merupakan wakil dari Capres Petahana Joko Widodo kalah maka Nahdlatul Ulama (NU) serta pesantren hanta tinggal fosil alias punah.
"Sesuatu yabg bid'ah, yang musyrik, yang kafir dan sebagainya, dan mereka ini akan membuat sebuah kekuatan. Dan apabila terjadi maka akan menjadikan Islam mainstream seperti NU ini, seperti pesantren ini hanya akan menjadi fosil di masa depan," kata pria dalam video tersebut, seperti dikutip Suara.com, Rabu (20/3/2019).
"Jangan berpikir masih ada tahlil, jangan berpikir masih ada zikir di Istana, jangan berpikir masih ada hari santri apabila kiai Maruf ini kalah," ujarnya.
Berita Terkait
-
Viral, Video Ceramah Ulama di Depan Ma'ruf Amin Diduga Kampanye Hitam
-
Polri akan Telusuri Video Polisi Ajak Warga Teriak 'Jokowi Yes Yes Yes'
-
Heboh, Video Polisi Ajak Warga Teriak 'Jokowi Yes Yes Yes'
-
Dikepoin Kemenkominfo, Makna Tol Langit Akhirnya Terkuak
-
Kemenkominfo Kepoin Tol Langit Jokowi - Ma'ruf Amin
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Hitung Mundur Dimulai? Analis Sebut Kapolri Diganti Usai Hari TNI, Ini Sinyalnya
-
DPRD 'Geruduk' Parkir Ilegal di Jaktim, Dua Lokasi Disegel Paksa, Potensi Pajak Miliaran Bocor
-
'Keterangan Anda Berubah!' Detik-detik Saksi PT Poison Ditegur Hakim di Sidang Sengketa Tambang
-
Saatnya 'Perbarui' Aturan Main, DPR Genjot Revisi Tiga UU Kunci Politik
-
Noel Dikabarkan Mau Jadi Justice Collaborator, KPK: Belum Kami Terima
-
Jejak Korupsi Noel Melebar, KPK Bidik Jaringan Perusahaan PJK3 yang Terlibat Kasus K3
-
Anggotanya Disebut Brutal Hingga Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Tangani Demo, Apa Kata Kapolri?
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor