Suara.com - Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenang Nasional (BPN) Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Fadli Zon merespons positif hasil survei teranyar Litbang Kompas yang menunjukkan selisih elektabilitas dengan Jokowi - Ma'ruf Amin semakin tipis jelang Pilpres 2019. Lewat hasil survei itu, Fadli optimis dalam waktu dekat Prabowo - Sandiaga Uno akan menyusul elektabilitas Jokowi - Ma'ruf Amin.
"Kalau kami sangat optimis bahwa Prabowo-Sandi sekarang leading dan menurut survei internal kami sudah melampaui petahana sekarang ini," kata Fadli di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (20/3/2019).
Fadli mengungkapkan elektabilitas Prabowo - Sandiaga Uno yang semakin meningkat menunjukkan kalau paslon nomor urut 02 itu telah memenangkan hati dan pikiran rakyat. Sedangkan, kata Fadli menurunnya elektabilitas Jokowi itu sebagai bukti kekecewaan rakyat terhadap janji-janji calon petahana yang tidak terpenuhi.
"Prabowo - Sandi itu memenangkan hati dan pikiran masyarakat, karena petahana menjanjikan banyak hal tetapi tidak deliver, tidak bisa sesuai dengan apa yang diucapkan atau dengan apa yang dijanjikan," ungkapnya.
Untuk diketahui, hasil survei teranyar Litbang Kompas yang dilakukan pada 22 Februari 2019 - 5 Maret 2019 menunjukkan adanya penurunan elektabilitas Jokowi - Ma'ruf Amin. Dari hasil survei tersebut menunjukkan selisih elektabilitas Jokowi - Ma'ruf Amin dan Prabowo - Sandiaga Uno semakin tipis yakni 11,8 persen.
Adapun, elektabilitas Jokowi - Ma'ruf Amin yakni sebesar 49,7 persen. Angka tersebut menunjukkan adanya penurunan dari survei Litbang Kompas sebelumnya yang dilakukan pada Oktober 2018 sebesar 52,6 persen.
Sedangkan, elektabilitas Prabowo - Sandiaga yakni sebesar 37,4 persen. Angka tersebut meningkat dari survei Litbang Kompas sebelumnya sebesar 32,7 persen.
Berita Terkait
-
Fadli Zon Soroti Isu Dunia Muslim dalam PUIC di Maroko
-
Hary Tanoe ke Ribuan Caleg Perindo: Jangan Hanya Kampanye Diri Sendiri!
-
Apel Kebangsaan 18 M, Bantuan Sentani 1 M, IMF 1 T, Fadli: Rezim Sontoloyo
-
Sindir Kartu Sakti, Fahri Hamzah: Maruf Amin Masih Pakai Senjata Lama
-
Fadli Zon Usulkan Isu Uighur di Parlemen OKI
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo