Suara.com - Calon Presiden (Capres) nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) menargetkan 70 persen perolehan suara untuk Malang Raya, Jawa Timur. Ini diungkapkannya saat menggelar kampanye di GOR Ken Arok Malang Jawa Timur, Senin malam (25/3/2019).
"Minim 70 persen. Ini minimal. Tahun 2014 saja dapat 61 persen," kata Jokowi disambut tepuk tangan ribuan pendukungnya.
Jokowi bahkan meminta Ketua TKD Malang Raya Ahmad Wanedi agar target itu dapat terealisasi saat pencoblosan 17 April mendatang.
"Saya nanti telepon ke sini (Malang) berapa hasilnya (perolehan suara). Sesuai target apa tidak," kelakar mantan Gubernur DKI Jakarta ini disambut tawa pendukungnya.
Suami Iriana Joko Widodo ini mengakui, bahwa Malang Raya merupakan prioritasnya dalam kampanye Nasional terbuka. Sebab, menurutnya Malang pusatnya kreativitas dan olahraga.
"Jadi nanti ramai-ramai ke TPS pakai baju putih. Yang dicoblos yang baju putih, jangan sampai Golput," ucapnya.
Selain itu, pada saat kampanye, kata hati-hati bolak-balik diucapkan Joko Widodo. Calon petahana ini seolah memberikan peringatan agar pendukungnya waspada terhadap berita-berita bohong atau hoaks yang beredar.
"Dalam tiga minggu ke depan ini hati-hati. Ada isu yang dapat menggerus," kata Jokowi.
Isu yang dimaksud Jokowi yakni, jika Jokowi - Ma'ruf Amin menang, pendidikan agama dihapus. Melegalkan pernikahan sejenis.
Baca Juga: TKN Ungkap Alasan Jokowi Marah di Jogja, TKN: Hoaks Buat Pemilih Gamang
Bahkan isu tersebut kini masuk secara masif ke rumah-rumah dan media sosial. Ia pun meminta pendukungnya agar segera merespon dan mengklarifikasinya jika ditemukan isu tersebut.
"Ya diluruskan, dipikir nanti kita takut," sambung Jokowi.
Terakhir, tentang isu akan ada larangan adzan. Hal itu menurutnya sangat tidak masuk nalar. Apalagi dia sudah seringkali keluar-masuk pondok pesantren di Indonesia.
"Isunya, jika Jokowi - Ma'ruf Amin menang akan ada larangan adzan. Ini sangat tidak masuk logika. Negara ini berdasarkan nilai-nilai agama, siapa pun presidennya tidak akan berani," urainya.
Namun, nyatanya dari hasil survei, ada sekitar 9 juta orang lebih yang percaya berita bohong atau hoaks tersebut.
"Hati-hati. Ini perlu diwaspadai," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Usai OTT Jaksa di Banten yang Sudah Jadi Tersangka, KPK Serahkan Perkara ke Kejagung
-
Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang Terjaring OTT KPK, Langsung Dibawa ke Gedung Merah Putih
-
KPK Amankan 10 Orang saat Lakukan OTT di Bekasi, Siapa Saja?
-
Stop Tahan Ijazah! Ombudsman Paksa Sekolah di Sumbar Serahkan 3.327 Ijazah Siswa
-
10 Gedung di Jakarta Kena SP1 Buntut Kebakaran Maut Terra Drone, Lokasinya Dirahasiakan
-
Misteri OTT KPK Kalsel: Sejumlah Orang Masih 'Dikunci' di Polres, Isu Jaksa Terseret Menguat
-
Ruang Kerja Bupati Disegel, Ini 5 Fakta Terkini OTT KPK di Bekasi yang Gegerkan Publik
-
KPK Benarkan OTT di Kalimantan Selatan, Enam Orang Langsung Diangkut
-
Mendagri Tito Dampingi Presiden Tinjau Sejumlah Titik Wilayah Terdampak Bencana di Sumbar
-
Pramono Anung: 10 Gedung di Jakarta Tidak Memenuhi Syarat Keamanan