Suara.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yang diwakili Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Wiratno, menghadiri penghormatan kepada Prof. Dr. Ir. Hadi S. Alikodra, MS., di IPB International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (23/3/2019). Wiratno, yang mewakili Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, memberikan apresiasi khusus terhadap kiprah gemilang profesor dalam mendukung upaya konservasi sumber daya alam.
Pada kesempatan itu, Wiratno menyampaikan bahwa kiprah Prof. Alikodra selama 45 tahun, yaitu sejak tahun 1974, telah memberikan peran yang penting bagi kemajuan ilmu konservasi.
"Bukan waktu yang pendek untuk selalu konsisten mengajarkan dan mengerjakan hal-hal terkait konservasi dan lingkungan," katanya.
Prof. Alikodra pernah berperan sebagai birokrat pada Kementerian Lingkungan Hidup, sampai menjadi Staf Ahli Menteri LH Bidang Teknologi Lingkungan Hidup, anggota Dewan Riset Nasional, serta Wakil Ketua Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal). Selain bekerja sebagai pengajar pada almamaternya, Prof. Alikodra juga mengajar sebagai dosen tamu pada UIN, USU, dan UI.
Tak kurang dari 10 Doktor dari IPB, 3 Doktor pada UIN, 11 Doktor dari UI, dan 7 Doktor dari USU yang lahir dari bimbingannya.
Prof. Alikodra telah menulis 16 buku, mulai dari Dasar-Dasar Pengelolaan Satwa Liar (1990) sampai buku tentang Moral dan Etika Konservasi Alam, termasuk Ecosophy; Etika bagi Penyelamatan Biodiversity dan Lingkungan Hidup. Selain itu, tak kurang dari 29 tulisan pada jurnal internasional yang pernah ditulisnya, serta 10 tulisan di media massa.
Prof. Alikodra juga sangat intens berperan dalam seminar, loka karya dan simposium di 45 even di sepanjang kariernya, baik di dalam maupun di luar negeri.
Seluruh baktinya diawali dengan mata kuliah “Perlindungan Alam dan Pelestarian Margasatwa (PAPM)”, pada pertengahan 1980-an di Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan (KSH). Tokoh yang akrab disapa Prof. Alikodra ini, membawa konsep baru konservasi dengan istilah 3 P, yaitu Perlindungan, Pengawetan, dan Pemanfaatan secara Lestari.
Konsep ini kemudian dimotori oleh Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam (Ditjen PHPA, Departemen Kehutanan pada waktu itu), yang sekarang menjadi Direktorat Jenderal KSDAE di KLHK.
Baca Juga: KLHK Minta Generasi Penerus Miliki Keterampilan Kelola Hutan
Pada kesempatan itu, Prof. Alikodra mengutarakan konsep Ecosofi, “Generasi Konservasi harus melakukan metafora, wajib mengikuti garis - garis ketentuan Allah sebagai hukum alam."
"Menyuarakan semangat konservasi alam dan lingkungan di Indonesia dapat diwujudkan bersama para pihak yang bergerak di bidang konservasi alam dan lingkungan, karena manusia, alam, sang Pencipta dalam faham ecosofi bagi lingkungan berkelanjutan," tuturnya.
Prof. Alikodra adalah pendiri Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (dulu Jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan). Pada Februari 2019, beliau memasuki usia pensiun sebagai Pegawai Negeri Sipil di usia 70 tahun.
Beliau mengenalkan konsep “Strategi Konservasi Dunia” atau dikenal dengan World Conservation Strategy (WCS), sebagai hasil dari pertemuan internasional yang diselenggarakan oleh IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) pada 1980 di Gland, Swiss.
Dalam naskah aslinya, ada tiga tujuan konservasi, yaitu Maintenance of essential ecological processes and life-support systems, Preservation of genetic diversity, dan Sustainable utilization of species and ecosystems.
Dalam mata kuliah, ia sering membahas satu bentuk kawasan konservasi yang pada waktu itu belum banyak dikenal, yaitu taman nasional. Istilah ini memang tidak ada dalam Undang Undang Nomor 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kehutanan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Mendagri Jelaskan Pentingnya Keseimbangan APBD dan Peran Swasta Dalam Pembangunan Daerah
-
Dukungan Mengalir Maju Calon Ketum PPP, Mardiono: Saya Siap Berjuang Lagi! Kembali PPP ke Parlemen!
-
KPK Beberkan Konstruksi Perkara Kredit Fiktif yang Seret Dirut BPR Jepara Artha
-
Peran Satpol PP dan Satlinmas Dukung Ketertiban Umum dan Kebersihan Lingkungan Diharapkan Mendagri
-
Jadilah Satpol PP yang Humanis, Mendagri Ingatkan Pentingnya Membangun Kepercayaan Publik
-
Sempat Copot Kepsek SMPN 1, Wali Kota Prabumulih Akui Tak Bisa Kontrol Diri
-
Mendagri Dukung Penuh Percepatan Program MBG, Teken Keputusan Bersama Terkait Lokasi SPPG di Daerah
-
Penjaringan Ketua DPC PDIP Brebes Dinilai Tak Transparan, Pencalonan Cahrudin Sengaja Dijegal?
-
Bikin Riuh, Dito Ariotedjo Tiba-Tiba Tanya Ijazah Erick Thohir ke Roy Suryo
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi