Suara.com - Dosen sekaligus penulis buku, Nadirsyah Hosen alias Gus Nadir, menanggapi selebaran Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait penyebutan khilafah.
Imbauan tersebut menyinggung penggunaan isu keagamaan salah satunya penyebutan khilafah yang marak disebut dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2019.
Dalam selebaran imbauan yang dikeluarkan Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin pada 29 Maret 2019 itu, ada poin yang menurut Gus Nadir fatal cum keliru.
Seperti dikutip Suara.com, poin nomor 2 dalam imbauan tersebut berbunyi seperti ini:
"Walaupun di Indonesia khilafah sebagai lembaga politik tidak diterima luas, namun khilafah yang disebut dalam Al-Qur'an adalah ajaran Islam yang mulia (manusia mengemban misi menjadi Wakil Tuhan di Bumi/khalifatullah fil ardh)."
Kritik dan protes tersebut disampakan Gus Nadir melalui akun jejaring sosial Twitter miliknya, @na_dirs, Sabtu (30/3/2019). Dia juga mengunggah isi imbauan itu.
Menurut Gus Nadir, Din Syamsuddin keliru karena tidak bisa membedakan sistem khilafah dan khalifah. Tidak ada satupun ayah di Al Quran yang menggunakan istilah khilafah, melainkan khalifah.
"Pernyataan Ketua Dewan Pertimbangan MUI ini keliru karena tidak bisa membedakan antara sistem khilafah dengan khalifah. Point kedua amat fatal kelirunya: tidak ada satupun ayat Qur’an yang menggunakan istilah Khilafah. Yang ada itu soal Khalifah. MUI gagal paham bedakan keduanya. Parah!" cuit Gus Nadir.
Karena kritik tersebut, imbuh Gus Nadir, sejumlah tokoh Muhammadiyah dan MUI menghubunginya. Bahkan, dia juga mengaku dihubungi Din Syamsuddin. Din mengatakan tidak ada masalah terkait kritik itu.
"Saya dihubungi oleh sejumlah tokoh Muhammadiyah & MUI karena kritikan saya kepada Prof Din Syamsuddin. Bahkan Bang Din juga kontak langsung saya ke WA. Beda pendapat biasa saja. Bahkan Bang Din bilang: “la ba’sa bihi ya Akhil Mahbub” (no problem, o beloved brother)," cuit Gus Nadir.
Berita Terkait
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
Ratusan Ribu Penerima Bansos Main Judol, Kemensos Loloskan 7.200 Orang dengan Syarat Ketat
-
Tamsil Linrung Soroti Daerah Berperan Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
Menkum Sebut KUHAP Baru Mementingkan Perlindungan HAM, Mulai Berlaku 2026
-
Cuma Naik Rp2 Ribuan per Hari, Buruh Tolak Upah Minimum 2026 Ala Menaker, Usul Formula Baru
-
Eks Sekretaris MA Nurhadi Didakwa Lakukan TPPU Rp307,5 Miliar dan USD 50 Ribu
-
Kasatgas KPK Diadukan ke Dewas, Benarkah Bobby Nasution 'Dilindungi' di Kasus Korupsi Jalan Sumut?
-
Mardani Ali Sera Dicopot dari Kursi Ketua PKSAP DPR, Alasannya karena Ini
-
Melihat 'Kampung Zombie' Cililitan Diterjang Banjir, Warga Sudah Tak Asing: Kayak Air Lewat Saja
-
Jakarta Dikepung Banjir: 16 RT Terendam, Pela Mampang Paling Parah Hingga 80 cm
-
Program SMK Go Global Dinilai Bisa Tekan Pengangguran, P2MI: Target 500 Ribu Penempatan