Suara.com - Beredar video viral seorang pemuda yang baru selesai diwisuda dari kampusnya menagih janji lapangan pekerjaan yang dijanjikan oleh Presiden Joko Widodo. Pemuda ini mempertanyakan nasibnya setelah lulus dari kampus.
Video ini diunggah melalui akun jejaring sosial Twitter @afiffuads. Dalam video berdurasi 44 detik itu tampak seorang pemuda yang masih mengenakan toga wisuda memprotes kebijakan Jokowi dalam menyediakan lapangan pekerjaan.
"Status saya lepas dari status mahasiswa. Pertanyaannya sekarang pak, 1.500 orang ini mau dikemanakan pak? Mau kerja apa pak?" kata si pemuda dalam video seperti dikutip Suara.com, Kamis (11/4/2019).
Pemuda ini pun menyebut angka pengangguran terdidik terus mengalami peningkatan. Ia memprediksi dirinya bersama 1.500 wisudawan hari itu juga akan menjadi pengangguran terdidik.
Sang pemuda yang belum diketahui identitasnya ini pun menagih janji Jokowi akan menyediakan 10 juta lapangan pekerjaan. Namun, merujuk data ia menyebut Jokowi justru memberikan lapangan pekerjaan itu untuk Tenaga Kerja Asing (TKA) mencapai 95 ribu TKA pada akhir 2018.
"Waktu itu bapak pernah menjanjikan 10 juta lapangan pekerjaan. Nyatanya, akhir tahun 2018 TKA asing bapak kasih kerja, bapak naikkan menjadi 95 ribu TKA untuk bekerja di Indonesia pak," keluh si pemuda.
Menurut pemuda ini, ia tak membutuhkan kartu pra-kerja seperti yang digaungkan oleh Jokowi dalam kampanye. Ia membutuhkan pekerjaan secara nyata.
"Logikanya bagaimana ini pak, bapak ini rakyatnya Indonesia atau TKA pak? Sedangkan kami ini butuhnya kerjaan gitu loh bukan kartu pra-kerja," ungkap si pemuda.
Video ini pun mendadak viral di media sosial. Banyak warganet yang justru berbalik menyerang pemuda ini lantaran dinilai terlalu malas dan tidak mau berusaha.
Baca Juga: Viral Foto Stiker Kampanye Jokowi-Ma'ruf Ditempel di Seragam Anak SD
"Jadi ingat dulu ada seminar di kampusku. Trus pematerinya kebetulan HRD bilang gini "Banyak yang bilang zaman sekarang susah cari kerjaan, yaa kami juga susah cari calon yang sesuai dengan kriteria kami" kata @annisaasz16.
"Gue yang masih skripsi aja alhamdulillah udah dapet kerjaan. Tapi kalau lu sarjana teruss ngarepin HRD ketok pintu rumah terus nawarin gaji 10 juta ya gila aja," ujar @nopal20.
"Mau Prabowo kek, mau Jokowi kek yang jadi presiden ya kalau nganggur dan gak dapat pekerjaan jangan salahin mereka lah. Ngaca," tutur @putrifardian.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu
-
Misi Penyelamatan Pekerja Tambang Freeport Berlanjut, Ini Kabar Terbarunya
-
Buntut Aksi Pemukulan Siswa ke Guru, Dikeluarkan Sekolah dan Ayah yang Polisi Terancam Sanksi
-
Perkuat Pertahanan Laut Indonesia, PLN dan TNI AL Jalin Kolaborasi
-
Korban Pemerkosaan Massal '98 Gugat Fadli Zon: Trauma dan Ketakutan di Balik Penyangkalan Sejarah