Suara.com - Cicit Benito Mussolini, bekas pemimpin Partai Fasis sekaligus diktator Italia, mencalonkan diri sebagai kandidat anggota parlemen Eropa yang digelar pada Mei 2019.
Ciaco Giulio Cesare Mussolini yang berusia 51 tahun, menjadi keturunan ketiga Benito Mussolini yang terjun ke dunia politik.
Cesare Mussolini adalah mantan perwira angkatan laut Italia. Namanya sendiri diambil dari salah satu penguasa Romawi kuno yang paling terkenal. Ia menjadi caleg dari Partai Persaudaraan Italia yang berhaluan kanan jauh alias Neo Fasis.
Sebelum Cesare, dua cicit Benito sudah lebih dulu terjun ke dunia politik. Kedua sepupu Cesare itu adalah Rachele Mussolini, yang menjadi anggota dewan kota Roma.
Satu cicit Benito lainnya yang lebih dulu berpolitik adalah Alessandra Mussolini, anggota parlemen Italia dari partai Forza Italia besutan Silvio Berlusconi.
Giorgia Meloni, pemimpin Partai Persaudaraan Italia memuji Cesare Mussolini sebagai, “Seorang profesional, prajurit sekaligus patriot sejati,” demikian seperti dilaporkan Sky News, Kamis (11/4/2019).
Cesare yang mencalonkan diri di daerah pemilihan Italia selatan mengatakan kepada wartawan koran sayap kanan Libero bahwa, “Suatu kehormatan untuk membela partai ini.”
“Berjuang untuk terpilih sebagai anggota Parlemen Eropa sembari membawa nama Mussolini tentu tk mudah. Tapi, aku tegaskan, aku tak pernah malu membawa nama Mussolini,” tuturnya.
Awak media juga bertanya kepada Cesare akankah ia mendefinisikan diri sebagai seorang fasis seperti buyutnya, ia menjawab: “Fasisme mati bersama Benito Mussolini.”
Baca Juga: Bacaan Fengshui: Chemistry Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandiaga Punya Ciong
Ia menuturkan, dilahirkan setelah periode Fasisme Italia. Kekinian, kata dia, fasisme adalah pelajaran yang ditekuni oleh para sejarawan.
“Karenanya, siapa pun yang mengkhawatirkan kebangkitan Fasisme hanyalah membuat musuh-musuh imajiner,” katanya.
Namun, sejumlah pandangan politik Cesare secara tegas merupakan bagian dari ideologi fasisme tersebut.
Misalnya, ia menilai globalisme adalah hal buruk. “Begitu pula kediktatoran kebenaran politik, imigrasi yang tak terkendali, serta ekstremisme Islam, adalah hal buruk,” tuturnya.
Untuk diketahui, Benito Mussolini adalah diktator Italia selama dua dekade, dan menjerumuskan negara ke dalam Perang Dunia II.
Benito adalah teladan yang kemudian menjadi sekutu utama pemimpin Nazi Jerman Adolf Hitler. Benito bertanggungjawab menandatangani undang-undang rasial yang menyebabkan deportasi dan pembunuhan ribuan orang Yahudi Italia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Hasil TKA Pelajar SMA Sederajat Jeblok Parah, Pemerintah Didesak Evaluasi
-
Link CCTV dan Kapal Pelabuhan Merak untuk Pantau Arus Mudik Nataru 2025 Real-Time
-
Karir Ambyar! Brigadir YAAS Dipecat Polda Kepri Usai Aniaya Calon Istri yang Hamil
-
Saksi Ungkap Pertamina Gunakan Kapal PT JMN karena Keterbatasan Armada Domestik
-
Bupati Bekasi dan Ayah Dicokok KPK, Tata Kelola Pemda Perlu Direformasi Total
-
Menteri Mukhtarudin Terima Jenazah PMI Korban Kebakaran di Hong Kong
-
Panas Paripurna Ranperda Perubahan Badan Hukum PAM Jaya, PSI Tetap Tolak Privatisasi BUMD Air Minum
-
KPK Ungkap Kepala Dinas Sengaja Hapus Jejak Korupsi Eks Bupati Bekasi
-
Bupati Bekasi di Tengah Pusaran Kasus Suap, Mengapa Harta Kekayaannya Janggal?
-
6 Fakta Tabrakan Bus Kru KRI Soeharso di Medan: 12 Personel Terluka