Suara.com - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD mengungkap ada 3 kemungkinan pelaku yang menjadi dalang peretas akun Twitter mantan Sekretaris Jenderal BUMN M. Said Didu. Meski demikian, Mahfud MD belum bisa memastikan siapa pelaku sesungguhnya.
Hal ini disampaikan oleh Mahfud MD melalui akun Twitter miliknya @mohmahfudmd. Mahfud MD memprediksi ada 3 kemungkinan pelaku yang sengaja meretas akun Said Didu hingga mengunggah serangan brutal terhadap Ustaz Abdul Somad.
"Saya tidak bisa kasih kesimpulan sebab secara teoritis ada 3 kemungkinan pelaku, antara lain pelakunya bukan pendukung paslon 01 ataupun 02 tapi pihak pengacau dan pengadu domba," kata Mahfud MD seperti dikutip Suara.com, Senin (15/4/2019).
Meski demikian, Mahfud MD tidak bisa menentukan siapa pelaku sesungguhnya, ada pihak kepolisian yang dapat menentukan pelaku jika Said Sidu melaporkan kasus ini ke pihak berwajib.
Mahfud MD pun meminta agar warganet bisa tenang di masa tenang sebelum menghadapi Pemilu yang jatuh pada 17 April 2019 nanti. "Polisilah yang nanti harus mengungkapnya jika Pak Said Didu melapor. Mari kita ber-tenang2 di minggu tenang ini," ungkap Mahfud MD.
Said Didu secara personal pun sempat meminta tolong kepada Mahfud MD untuk mengumumkan di media sosial bahwa akun Twitter miliknya telah diretas. Lebih lanjut, Mahfud MD menilai bahwa tindakan meretas akun orang lain dan mengisinya dengan konten tak pantas merupakan bentuk fitnah keji yang bisa dipidanakan.
"Ya, pasti. Kita sepakat kalau cuitan yang dibuat hacker itu fitnah keji yang bisa dan harus diburu untuk dipidanakan," tegas Mahfud MD.
Sebelumnya Said Didu mengaku akun Twitter miliknya diretas usai ia menyaksikan debat pilpres terakhir pada Sabtu (13/4/2019). Usai diretas, muncul cuitan yang berisi mendiskreditkan Ustaz Abdul Somad.
Baca Juga: Isu Kiamat Berlalu, 52 Warga Ponorogo Pulang ke Rumah karena Mau Nyoblos
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
Terkini
-
"Kita Rampok Uang Negara!", Viral Ucapan Anggota DPRD Gorontalo, BK Duga Pelaku Mabuk Berat
-
Pupuk Indonesia Sediakan 11.384 Ton Pupuk Subsidi di Sultra, Sambut Musim Tanam
-
Viral Seruan Stop Tot Tot Wuk Wuk, Kakorlantas Polri Ngaku Larang Anak Buah Pakai Strobo: Berisik!
-
Kolaborasi Haji Robert dan Universitas Binawan Buka Pintu Dunia untuk Anak Yatim dan Yatim Piatu
-
Siapa Sosok di Balik Subhan Palal Penggugat Ijazah Gibran yang Minta Ganti Rugi Rp125 Triliun?
-
MBG Kembali Racuni Ratusan Anak, Prof Zubairi Djoerban: Alarm Keras Bagi Pemerintah untuk Evaluasi!
-
Menkeu Purbaya Curhat Pendapatannya Turun Jadi Menteri, Ternyata Segini Gajinya Dulu
-
'Bukan Cari Cuan', Ini Klaim Penggugat Ijazah Gibran yang Tuntut Kompensasi Rp125 Triliun ke Wapres
-
Belum Dibebaskan usai Ajukan Penangguhan, Polisi Ngotot Tahan Delpedro Marhaen dkk, Apa Dalihnya?
-
Tunjangan Perumahan Anggota DPRD DKI Rp70 Juta Diprotes, Nantinya Bakal Diseragamkan se-Indonesia