Suara.com - Seorang ibu rumah tangga di Sri Lanka bernama Fathima Fazla mengingat tetangganya di seberang jalan, yang tinggal di pinggiran Kolombo, dalam rumah besar berlantai tiga, sebagai keluarga kaya. Ia tidak menyangka ternyata betapa kejinya mereka.
Dua saudara laki-laki yang tinggal dalam rumah putih di Taman Mahawela itu menjadi pelaku utama serangan bunuh diri pada perayaan Paskah, pada Minggu pekan lalu, menewaskan kurang lebih 350 orang dan mengagetkan seluruh negeri yang relatif damai dalam satu dekade terakhir.
Kelompok militan ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan terkoordinasi terhadap tiga gereja dan empat hotel itu.
Sumber terdekat keluarga mengatakan, Inshaf Ibrahim, seorang pemilik pabrik tembaga berusia 33 tahun, meledakkan diri ketika orang ramai sarapan pagi di Hotel Shangri-La.
Ketika aparat kepolisian merazia rumah keluarga mereka, sang adik lelaki Ilham Ibrahim ikut meledakkan diri yang menewaskan dia, istri dan ketiga anaknya, kata sumber yang meminta tidak disebutkan namanya kepada Reuters.
"Mereka terlihat seperti orang baik-baik," ujar Fazla kepada Reuters dari seberang rumah Ibrahim yang saat ini telah dipasangi garis TKP dan dikawal oleh pihak berwajib.
Nama dua bersaudara itu telah disebut-sebut oleh media lokal. Namun, pihak berwenang Sri Lanka belum resmi merilis identitas pelaku bom dan kepolisian belum bersedia memberikan komentar.
Ayah Ditahan Polisi
Ayah para pelaku, Mohamed Ibrahim, telah ditahan seiring dengan penyelidikan kepolisian. Ibrahim, seorang pedagang rempah yang kaya nan terpandang di kalangan pebisnis, mempunyai enam putra dan tiga putri. Dia juga dikagumi oleh orang-orang yang mengenalnya.
Baca Juga: Pelaku Bom Sri Lanka Orang Terdidik dan Berasal dari Keluarga Kaya
"Dia terkenal di wilayah ini karena membantu orang miskin dengan memberikan makanan dan uang. Tidak terpikir, anak-anaknya akan melakukan hal itu," kata Fazla. "Karena apa yang telah mereka lakukan, seluruh Muslim akan diperlakukan sebagai tersangka."
Ilham Ibrahim (31) secara terbuka pernah terlibat dalam ideologi ekstrem dan mengikuti pertemuan nasional Jamaah Thawheed Jama'ut, organisasi lokal Islam yang diduga terlibat dalam merencanakan serangan, kata sumber yang dekat dengan keluarga.
Saudara laki-lakinya yang merupakan wirausahawan, Inshaf, lebih moderat dan suka memberikan sedekah kepada para pegawai dan keluarga kurang mampu. Kemudian, Inshaf menikahi putri pengusaha perhiasan kaya dan tidak mempunyai masalah dengan keuangan.
"Saya terkejut. Kami tidak pernah mengira mereka ternyata orang-orang seperti itu," kata Sanjeewa Jayasinghe, seorang insinyur pemasangan kabel berusia 38 tahun yang bekerja di sebelah rumah keluarga Ibrahim.
Serangan bom bunuh diri yang terjadi pada Minggu pagi telah mengusik ketenangan Sri Lanka yang mayoritas beragama Buddga, sejak berakhirnya perang saudara 10 tahun lalu, dan menimbulkan kekhawatiran atas kembalinya kekerasan sektarian.
Meski Ibrahim bersaudara akan dicerca di seluruh negeri karena membuat kekacauan di Sri Lanka, namun kehadirannya akan dirindukan oleh beberapa orang dalam komunitas yang bergantung pada mereka.
Tag
Berita Terkait
-
Pelaku Bom Sri Lanka Orang Terdidik dan Berasal dari Keluarga Kaya
-
Teror Bom di Sri Lanka, Polri Terus Pantau Kelompok Radikal di Tanah Air
-
Terlihat Jelas, Detik-detik Pelaku Bom Bunuh Diri di Gereja Sri Lanka
-
Mabes Polri: Tak Ada WNI yang Menjadi Pelaku Bom Paskah di Sri Lanka
-
Warga Sri Lanka Ramai-ramai Cari Korban Bom Gereja di Kamar Mayat
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
Pilihan
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
Terkini
-
Bambang Widjojanto Ingatkan KPK Tak Tunda Penetapan Tersangka karena Perhitungan Kerugian Negara
-
Banjir Sumatera Bukan Bencana Alam, Amnesty International: Cerminan Kebijakan Pro Deforestasi
-
Persija Jakarta Vs Bhayangkara FC Malam Ini, 1.295 Personel Gabungan Siap Amankan SUGBK
-
KPK Bantah Ada Intervensi untuk Hentikan Penyidikan Kasus Tambang Nikel Konawe Utara
-
Berlaku Januari 2026, Prabowo Sudah Teken KUHAP Baru
-
Kapal Wisata Tenggelam di Labuan Bajo, Eddy Soeparno Ingatkan Bahaya Over Capacity dan Cuaca Ekstrem
-
Dokumen Kependudukan Warga Terdampak Bencana Sumatra Gratis, Mensesneg Pastikan Tak Ada Biaya
-
Beban Jakarta Tak Berkurang Meski Ada IKN, Pramono: Saya Pikir Bakal Turun, Ternyata Enggak
-
HAM Indonesia Alami Erosi Terparah Sejak Reformasi, 2025 Jadi Tahun Malapetaka
-
Eks Pimpinan KPK BW Soroti Kasus Haji yang Menggantung: Dulu, Naik Sidik Pasti Ada Tersangka