Suara.com - Lubang raksasa di Sukabumi, Jawa Barat muncul karena longsor setelah hujan deras di kawasan itu. Lubang berukuran besar dengan diameter kurang lebih 16 meter dan kedalaman sekitar 12 meter, terbentuk di area pesawahan warga Kampung Legoknyenang, RT 05/ 02, Desa Sukamaju, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, sekitar pukul 04.00 WIB, Minggu (28/4/2019).
Kapolsek Kadudampit, Iptu Agus Suherman mengatakan lubang tersebut merupakan dampak hujan deras yang terjadi di wilayah Kecamatan Kadudampit sejak Sabtu (27/4/2019) malam hari. Akibatnya, tanah di area pesawahan itu mengalami longsor lalu membentuk lubang raksasa.
"Itu biasa ada yang longsor, kayak kejadian longsor membentuk lubang yang dulu pernah terjadi juga di sini. Lubang ini lokasinya dekat dengan lokasi lubang yang dulu," tuturnya saat dikonfirmasi, Minggu (28/4/2019).
Mengenai adanya suara gemuruh dan dentuman pada saat kejadian longsor tersebut, Agus menyebut hal itu berasal dari amblasnya tanah ke bawah dengan cukup dalam, sehingga menimbulkan efek suara seperti dentuman dan gemuruh di sekitaran lokasi kejadian yang didengar oleh warga sekitar.
"Itu alamiah dari tanah yang longsor tersebut," terangnya.
Selain itu, diketahui bahwa di sekitaran area pesawahan tersebut, di bawah tanahnya terdapat goa bekas peninggalan zaman dahulu. Namun, saat ini goa tersebut sudah menjadi saluran air.
"Karena terkikis air, tanah di permukaan amblas dan turun ke bawah," ungkapnya.
Ia menghimbau, kepada masyarakat di sekitaran TKP khususnya warga di Kecamatan Kadudampit agar tetap berhati-hati dan waspada, mengingat kondisi cuaca ekstrim yang terjadi saat ini serta curah hujan yang tinggi berpotensi dspat terjadi banjir dan longsor.
"Wilayah Kadudampit ini kan memang rawan longsor dari tahun ke tahun," pungkasnya.
Baca Juga: Heboh Lubang Raksasa Muncul di Sukabumi, Diameter 16 Meter
Berita Terkait
-
Banjir Bengkulu, 12 Ribu Warga Mengungsi, 10 Orang Meninggal
-
Pemkot Sukabumi Tanggung Biaya Pendidikan Anak Petugas KPPS yang Meninggal
-
Akibat Pergeseran Tanah, 150 Warga Gunungbatu Mengungsi
-
Mengeluh Capek Habis Jaga TPS, Usman Kejang-kejang Lalu Wafat
-
Petaka Pemilu, Caleg dan Petugas KPPS di Tasik Meninggal Usai Pencoblosan
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo