Suara.com - Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan Polisi yang gugur saat mengamankan Pemilu serentak 2019 masih terus bertambah. Hingga saat ini Selasa (30/4/2019) siang, jumlah Polisi yang wafat mencapai 22 personel.
Dedi menerangkan, penyebab gugurnya 22 anggota tersebut kebanyakan karena kelelahan saat mengawal pesta demokrasi lima tahunan. Petugas yang meninggal dimulai saat pendistribusian logistik, pengamanan pemilu, penghitungan suara, dan pengawalan surat suara.
"Yang sudah gugur 22 orang. 5 orang sakit tapi tidak sempat dievakuasi ke rumah sakit, 11 orang kelelahan dibawa ke rumah sakit. Kemudian 6 celaka, yang 6 ini 2 berangkat dari Polsek mau mengawal pemilu dan mengamankan logistik menuju ke TPS," ujar Dedi di Kantor Ombudsman, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (30/4/2019).
"Yang empat lagi meninggal kearena kecelekaan, itu juga karena kelelahan," Dedi menambahkan.
Pemilu 2019, kata Dedi, lebih berat daripada Pemilu 2014 atau Pilkada serentak tahun 2018.
Dedi mengatakan, saat penghitungan suara di Pilkada 2018 paling lama selesai pukul 24.00 WIB. Namun pada Pemilu serentak 2019 ini menurut Dedi penghitungan suara selesai lebih lama bahkan sampai pagi esok harinya.
"Memang untuk Pemilu 2019 ini memiliki spesifikasi dan karakter yg sangat berbeda. Dibanding tahun 2014 atau dengan Pilkada Serentak 2018 di 171 daerah," kata Dedi.
Ia menuturkan, jam dan beban kerja anggota Kepolisian di Pemilu 2019 di luar prediksi. Usai penghitungan Dedi menyebut para personil masih lanjut bekerja sampai siang untuk pengamanan kotak suara tanpa istirahat. Menurutnya kelelahan yang dialami melebihi batas kelelahan manusia.
"Ini yang mengakibatkan di luar prediksi sehingga anggota mengalami kelelahan di luar ambang batas kelelahan manusia normal," pungkas Dedi.
Baca Juga: Update KPU Cilacap: Petugas Pemilu 4 Meninggal, 18 Lainnya Dirawat
Berita Terkait
-
Ombudsman Beri Penghargaan Pada 318 Petugas KPPS yang Gugur di Pemilu 2019
-
Partai Gerindra Serahkan LPPDK Rp 134,7 Miliar ke KPU
-
Narasi 'Garis Keras' Dinilai buat Kejar Jabatan, Ini Jawaban Mahfud MD
-
Sambil Tunjuk-tunjuk, Mahfud MD: Saya Juga Garis Keras, Tau Ndak?
-
Jumlah Petugas KPPS Meninggal Bertambah, Kini Jadi 318 Orang
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Besok Diprediksi Jadi Puncak Arus Mudik Nataru ke Jogja, Exit Prambanan Jadi Perhatian
-
Mendagri: Pemerintah Hadir Penuh Tangani Bencana di Sumatera
-
Ancaman Bencana Kedua Sumatra: Saat Wabah Penyakit Mengintai di Tenda Pengungsian
-
METI: Transisi Energi Berkeadilan Tak Cukup dengan Target, Perlu Aksi Nyata
-
Kejagung Buka Kemungkinan Tersangka Baru Kasus Pemerasan Jaksa, Pimpinan Juga Bisa Terseret
-
Cuan dari Gang Sempit: Kisah PKL Malioboro yang Sukses Ternak Ratusan Tikus Mencit
-
MPR Dukung Kampung Haji, Dinilai Bikin Jemaah Lebih Tenang dan Aman Beribadah
-
KSAD Minta Media Ekspos Kerja Pemerintah Tangani Bencana Sumatra
-
Kejagung Tetapkan 3 Orang Jaksa jadi Tersangka Perkara Pemerasan Penanganan Kasus ITE
-
OTT KPK di Banten: Jaksa Diduga Peras Animator Korsel Rp2,4 M, Ancam Hukuman Berat Jika Tak Bayar